Orang tua juga harus memberikan dukungan yang kuat dan memastikan bahwa sang anak tidak sendirian menghadapi masalahnya. Selain itu, orang tua juga dapat mengenalkan anak pada aktivitas yang produktif dan positif.
Namun, Dr. Rodman tidak memungkiri bahwa pada sejumlah kasus terdapat remaja yang enggan berbicara tentang permasalahan mereka kepada orang tuanya. Hal ini dapat dipicu oleh kurangnya kepercayaan atau faktor lain yang memengaruhi hubungan.
Jika hal tersebut terjadi, proses identifikasi akar permasalahan dapat menjadi lebih sulit dan membutuhkan kesabaran. Apabila orang tua merasa bahwa mereka tidak mampu menangani permasalahan sang anak, mencari bantuan dari ahli dapat menjadi pilihan.
Dr. Rodman mengatakan bahwa layanan konseling dapat dimanfaatkan untuk menangani remaja dengan masalah mental.
Pemerintah telah menyediakan layanan konseling melalui program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di puskesmas, yang dirancang untuk memberikan dukungan psikologis kepada remaja.
“Itu sudah ada di semua puskesmas dan itu di-cover oleh BPJS. Apabila tidak dapat diatasi di puskesmas, itu akan dirujuk ke rumah sakit PPK (pemberi pelayanan kesehatan) 2, di situ ada dokter anak, mungkin juga layanan psikolog atau layanan dari psikiater,” kata Dr. Rodman.(*)