“Ayo ramaikan, memakmurkan Balai RW-nya. Karena kalau Balai RW-nya sudah makmur, ramai, maka Insya Allah mulai anak-anak sampai orang dewasa akan tahu arti guyub rukun dan saling menghormati. Sehingga tidak ada lagi yang namanya kekerasan, tawuran karena kita menghidupkan Balai RW,” tuturnya.
“Karena itulah semangat 17 Agustus ini memerdekakan kita semua dari belenggu-belenggu kegiatan yang bersifat negatif,” sambungnya.
Selain untuk warga Surabaya, di momen kemerdekaan ini, Eri juga berpesan kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup pemkot. Ia kembali meminta para ASN untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik bagi umat di Surabaya.
“Selama di Surabaya ada kemiskinan, kebodohan, pengangguran, stunting dan sebagainya, maka perjuangan kita belum pernah berhenti. Perjuangan kita tidak pernah stag (berhenti), tapi kita harus berjuang untuk itu semuanya,” tegasnya.
Eri juga meminta kepada semua pihak, apabila ingin berbuat sosial di Kota Surabaya, maka toleransi yang harus dikedepankan. “Jangan rusak Surabaya dengan perbuatan-perbuatan, kegiatan-kegiatan yang bisa merusak toleransi, diri kita sendiri dan keberagaman di Kota Surabaya,” tandasnya.
Di momen peringatan HUT ke-78 RI, Wali Kota Eri juga menyerahkan 169 piagam penghargaan. Penghargaan diberikan kepada tokoh, pelajar, instansi maupun perusahaan yang telah berprestasi, juara atau atas dedikasinya untuk Kota Surabaya.
Upacara HUT ke-78 RI di Balai Kota Surabaya ini diikuti sekitar 1.786 orang terdiri dari Forkopimda Kota Surabaya, Kepala Perangkat Daerah (PD) di lingkup pemkot serta para Konjen dan Konsul di Kota Surabaya. Hadir pula para tamu undangan dari berbagai instansi, para pemuka agama, veteran hingga masyarakat umum lainnya. (*)