Firman Allah pada Surat Ibrahim ayat 7 menegaskan; “(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”
Bahwa ketika kita mensyukuri kemerdekaan dalam berbagai peristiwa, maka mensyukuri nikmat kemerdekaan itu dianjurkan supaya Allah SWT menambah kenikmatan. Dan jangan kufur atau ingkar karena diancam azab amat pedih. Dalam potret kehidupan di Indonesia dengan usia kemerdekaan di depan mata 78 tahun. Tentu tidak semua menerima dengan sama kenikmatan kemerdekaan itu, termasuk merdeka mencari Ilmu atau belajar, merdeka bekerja, merdeka menikmati seluruh fasilitas hasil pembangunan dan lain-lain.
Hanya saja menerima perbedaan dalam berbagai rancak kehidupan tidak mudah. Tetapi hal itu merupakan kunci benar benar mampu mensyukuri dari berbagai ikhtiyar. Apalagi memang potret jadi diri manusia diciptakan berbeda beda, dengan imam, rejeki, kesehatan, amal ibadah, akhlaq berbeda beda pula. Dan menerima dengan tulus ikhlas perbedaan dengan taqwa adalah sebuah jaminan dari janji Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengangkat derajat hambanya suka suka Sang Cholik.
Sebagaimana firmanNya pada Surat Al Hujurat ayat 13, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Memahami bersyukur, memahami menerima perbedaan, menjalani hidup dengan penuh ikhlas, baik laki laki maupun perempuan, kaya atau cukup, sehat atau lebih sehat, adalah tergantung kunci dari kelapangan dada (qolbu) menerima dengan sungguh-sungguh.
Bagaimana bersyukur dengan menerima perbedaan. Di tengah-tengah kehidupan di masyarakat, dapat dicontohkan satu RT (rukun tetangga) saja sudah banyak perbedaan, apalagi satu negara. Belajar memahami dan menerima dalam pergaulan sehari hari perbedaan dengan syukur, dan siap berbagi bila lebih mujur, maka itulah esensi dari mensyukuri kemerdekaan skala kecil, menerima perbedaan skala kecil pula. Sebagai modal kehidupan lebih baik dan lebih baik.
InsyaAllah dengan banyak bersyukur, dan tidak kufur atau ingkar akan selalu mendapat rahmat dan ridlo dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tetapi jika ingkar maka merupakan kegagalan dalam mewujudkan rasa syukur. Dan menambah perasaan kurang dan berkurang dalam segala hal. (*)