Dalam hadis riwayat Imam Al-Baihaqi, Rasulullah SAW bersabda:
الصدقة تسُدُّ سبعين بابا من السوء
“Sedekah menutup 70 pintu keburukan.” (HR Thabrani)
Insya Allah, orang-orang yang gemar bersedekah maka ia akan jauh dari keburukan dan bencana seperti sabda Rasulullah tersebut.
Subhanallah. Sebetulnya, kunci supaya kita ringan tangan untuk berbagi bahwa yang kita peroleh bukan milik kita. Coba kita perhatikan siklus kehidupan kita, saat kita lahir usai bergulat 9 bulan 10 hari dalam perut ibu yang mengandung, ternyata segala kebutuhan sudah dijamin oleh Allah SWT. Begitu pula saat proses kelahiran, kita tidak begitu saja keluar dari Gus Garba ibunda, tapi atas seizin Sang Maha Pencipta dengan bantuan dokter, paramedis atau dukun bayi dengan perjuangan dan pengorbanan hidup mati seorang perempuan yang rela sebagai Mujahidah.
Artinya apa? Harta yang kita miliki pada hakekatnya milik Allah dan pasti akan dimintai tanggung jawab. Kisah Qorun yang menumpuk-numpuk harta hingga lalai dengan janji dan kehidupan akhirat akhirnya dikubur dengan harta yang dibangga-banggakan.
Apalagi Sang Maha Mengetahui sudah menjamin bahwa hambaNya yang bersedia sodaqoh akan dilipatgandakan. Begitu pula manusia Agung dan terkasih yang kita nantikan syafaatnya telah menggaransi umatnya yang ahli sodaqoh akan terhindar dari balak dan bencana.
Pertanyaan sederhana dan patut menjadi perenungan bersama, mengapa manusia condong bakhil, pelit dan enggan membelanjakan hartanya di jalan Allah? Jawaban Al faqir to the point, karena masih adanya rasa takut terhadap kematian dan terlalu cinta dunia. Hubbud dunya wa kharayatul maut.
Sekali lagi bahwa ketika anak Adam mati, meninggalkan dunia fana ini, maka terputuslah segala amalnya, kecuali tiga hal yaitu sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak Sholeh yang mendoakan kedua orangtuanya. Semoga ulasan ini membuka cakrawala kita untuk memberikan kemanfaatan bagi sesama. Aamiin ya rabbal ‘alamiin. (*)