“Ini sudah sangat keterlaluan mas, mulai siang tadi sudah chek sound yang membikin pekak telinga. Apalagi saat ini, istriku yang rawat inap sampai tidak bisa istirahat, padahal baru menjalani operasi,” ujarnya.
Sementara itu salah satu warga Desa Masangan-Bangil yang rumahnya berjarak kurang lebih 1-2kilometer dari RSUD Bangil yakni Muslimin, mengatakan,”suara dentuman soundsystem sampai terdengar di sini (Desa Masangan).
Bagaimana dengan para pasien rawat inap, otomtis memekakan telingan dan dada bergetar. Seharusnya RSUD tidak menggelar konser musik di area RSUD Bangil.
Hal senada juga di sampaikan Anjar pegiat sosial asal Kecamatan Gempol, seharusnya pihak RSUD memiliki hati dan pikiran jernih, silakan membuat acara peresmian semacam ini. Akan tetapi lebih elok digelar diluar RSUD Bangil.
Banyak tempat yang reprentatif dan tidak menganggu pasien yang sedang menjalani proses penyembuhan, yang otomatis butuh ketenangan.
Semisal saat acara berlangsung, ada pasien meninggal dunia dan petugas kamar mayat memandikan sembari berjoget dan ikut bernyanyi, apakah hal ini etis?, tandas Anjar saat berada di lokasi konser.
Sementara itu Lujeng Sudarto Direktur Pusat Studi Dan Advokasi Kebijakan (Pusaka),menyampaikan melalui sambungan telepon selularnya,” jabatan dr. Arma Roosalina sebagai Direktur RSUD Bangil perlu dikaji ulang lantaran sudah tidak memiliki rasa “crisis of interest”.
Pun demikian juga para undangan yang hadir, utamanya Bupati Pasuruan seharusnya memberikan arahan pada saat pihak RSUD hendak menggelar acara semacam ini. Artinya kejadian konser musik di area RSUD Bangil hebat dan ngawur,” tukas salah satu pentolan LSM Pasuruan.
Saat hal ini hendak di konfirmasikan pada Humas RSUD Bangil Hayat melalui sambungan telepon selularnya, beberapa kali di tilp tidak diterima. Hingga berita ini ditayangkan masih belum ada keterangan resmi yang didapatkan. (*)