Tak hanya itu, Gubernur Khofifah menyebut bahwa smart city perlu didukung dengan langkah-langkah inovatif yang dilakukan oleh ekosistem kota dalam mengatasi berbagai persoalan dan meningkatkan kualitas hidup manusia dan komunitas yang ada.
“Oleh karenanya, dibutuhkan kajian menyeluruh agar konsep smart city di Jatim sesuai dengan keunggulan, potensi, dan tantangan khas daerahnya masing-masing,” sebutnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASEAN Dr. Kao Kim Hourn menyampaikan, untuk mewujudkan smart city membutuhkan 3 poin penting. Pertama, sharing knowledge antara masyarakat dan pemerintah.
Poin kedua yaitu penguatan kerjasama dan fakta berdasarkan perencanaan dam manajemen tata kota. Sementara yang terakhir yaitu, pentingnya kerjasama antara stakeholder terkait di bidang mart city bukan hanya di sisi teknologi.
“Jadi ketiga poin diatas yang harus diterapkan dalam penerapan smart and sustainable cities” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memaparkan, bahwa diperlukan teknologi dan penyebaran informasi yang merata di bidang pemerintahan agar Indonesia dapat menerapkan konsep smart cities.
“Ada daerah yang sudah handal memanfaatkan teknologi, ada yang masih hybrid. Kita perlu bekerja dengan lebih komprehensif, dan merekrut tenaga-tenaga kerja muda yang ahli di bidang teknologi agar digitalisasi dapat berjalan efektif dan efisien,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Tito Karnavian menyebutkan daerah yang akan menerapkan smart cities memerlukan dukungan teknologi yang kuat melalui investasi di bidang infrastruktur digital. Apalagi, digitalisasi menjadi sorotan Pemerintah Pusat mengingat separuh populasi negara anggota ASEAN sudah bermukim di daerah perkotaan.
“Jadi infrastruktur digital yang memadai dapat mendukung pemerintah daerah dalam membuat keputusan dan kebijakan. Dan sebagai hasilnya menyokong penerapan smart cities, ” ujarnya.
Sebagai informasi, ASCN yang digelar di Intercontinental Resort Bali 2023 ini merupakan acara tahunan yang mengupas berbagai permasalahan perkotaan. Mulai dari transportasi, hunian, pelestarian lingkungan, dan ketentraman, bahkan ketertiban masyarakat yang menjadi masalah klasik di kota-kota saat ini.
ASCN didirikan pada 8 Juli 2018 di Singapura sebagai platform kerja sama bagi kota-kota dari sepuluh Negara Anggota ASEAN yang dilakukan dalam mewujudkan pembangunan perkotaan yang cerdas dan berkelanjutan dengan menggunakan teknologi sebagai pendukung. (*)