Menghirup Nilai Luhur dari Halal Bi Halal PMI Jawa Timur

Menghirup Nilai Luhur dari Halal Bi Halal PMI Jawa Timur
Muchamad Taufiq

Dr. Muchamad Taufiq, S.H.,M.H.,CLMA.

‘Khoirunnas Anfauhum Linnas dan Manajemen Qolbu adalah dua hal pokok tausiyah yang disampaikan Ustadz Muhammad Shaleh Drehem dalam Halal bi Halal PMI (Palang Merah Indonesia) Provinsi Jawa Timur di kantor PMI Jalan Karangmenjangan Surabaya, pada hari Rabu (3/5/23).

Budaya Halal bi Halal identik dengan Muslim Indonesia. Budaya luhur ini sarat makna religious, kemanusiaan dan persatuan. Di dalamnya terdapat implementasi ‘saling memaafkan’ untuk mengihlaskan atas perbuatan dosa dan alpa antar manusia.

Mengembalikan relasi hubungan kemanusiaan antar sesama dan terdapat nilai merenungi ‘kalam illahi’ serta mendengar ‘kata indah bermakna’ melalui pesan-pesan agama dan moral islami.

PMI Provinsi Jawa Timur menggelar Halal bi Halal Idulfitri 1444H/ 2023M di Markas Provinsi Organisasi Kemanusiaan yang lahir dari Undang-Undang No. 1 Tahun 2018. Tentunya selama 1 tahun beraktivitas kemanusiaan dapat dipastikan terdapat relasi komunikasi yang menimbulkan gesekan, salah persepsi sehingga menimbulkan salah duga dan prasangka.

Saat Halal bi Halal inilah beban hati dan jiwa saling dilepas dan dihalalkan. Guna mengurai makna nilai-nilai kemanusiaan dari aspek keimanan maka tausiyah dari Ustadz Muhammad Shaleh Drehem bagai sumber mata air pegunungan yang dingin menyelusup dihati.

Diatara nilai-nilai islami yang beliau pesankan, terdapat beberapa hal yang bisa kita pungut sebagai moral force perjuangan kemanusiaan. Pertama, ‘Khoirunnas Anfauhum Linnas’. Palang Merah Indonesia (PMI) sebagai organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan memiliki substansi yang luhur. PMI hadir untuk menolong meringankan kesulitan dan kesusahan sesama dengan prinsip kenetralan.

Ketika terjadi bencana PMI hadir selambatnya 6 jam pertama untuk memberikan pertolongan. PMI hadir menyalurkan bantuan kebutuhan masyarakat terdampak. PMI hadir menyalurkan kebutuhan air bersih sebagai kebutuhan vital masyarakat. Semua upaya yang diihtiarkan pastilah dengan kendali kebijakan organisasi yang dijalankan oleh insan yaitu manusia yang menjalankan Amanah sebagai pengurus.

Pada titik inilah bahwa semua manusia yang memiliki jiwa relawan dan berhimpun menjalankan roda organisasi PMI sedang menjalani peran sebagai ‘manusia yang bermanfaat bagi lingkungannya’.

Masih membahas peran manfaat manusia bagi lingkungannya, sang ustadz menukil sebuah cerita religious dimana Rasulullah Muhammad SAW menyampaikan yang maknanya kira-kira demikian, “Rasulullah Muhammad SAW lebih mencintai orang-orang yang berjuang membantu menyelesaikan kesulitan dan kesusahan orang lain dibanding orang-orang yang sedang beriktikaf di masjid Nabawi”.