Tradisi Mudik dan Kedahsyatan Silaturrahmi Gotong Royong

Tradisi Mudik dan Kedahsyatan Silaturrahmi Gotong Royong
Djoko Tetuko

Silaturrahmi gotong royong karena suasana saling memohon maaf dan memaafkan, semua umat terlibat aktif secara totalitas mendorong dan membantu sesama, untuk menuntaskan dan mensukseskan silaturrahmi. Sebuah orkestra beragama begitu indah nan bermarwah.

Kekuatan silaturrahmi akbar dan silaturrahmi gotong royong bersama sanak saudara, bersama teman dan kerabat satu kampung, maka mudik menjadi pilihan dan semakin menguat menjadi tradisi setiap Hari Raya Idul Fitri. Itulah sebuah kekuatan silaturrahmi. Apalagi silaturrahmi (karena suka suka Allah SWT) dapat mengubah takdir panjang umur, banyak rejeki dan luas.

Sabda Rasul (Nabi Muhammad SAW)
menyebutkan. Dari Ibnu Syihab dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa ingin dilapangkan pintu rezeki untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari) ((Shahih No.5986 Versi Fathul Bari)).

Apalagi perintah
mempererat silaturahmi Allah berfirman pada Surat An Nisa ayat 1 ; Yaa ayyuhan naasu taquu rabbakumulladzii khalaqakum min nafsin waahidatin wa khalaqa minhaa zaujahaa wa batsa minhumaa rijaalan katsiiran wa nisaaa a. Wattaqullaaha ladziii tasaaa aluuna bihii wal arkhaam innallaaha kaana ‘aalaikum raqiibaa.
((“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu. )).

Kandungan dari Surat An Nisa ayat 1 sudah jelas Allah memerintahkan kepada manusia agar bertakwa kepada Allah, yang memelihara manusia dan melimpahkan nikmat karunia-Nya.
Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya, kita saling meminta pertolongan antarsesama, dengan saling membantu, dan juga peliharalah hubungan kekeluargaan dengan tidak memutuskan tali silaturahmi. Menjalin persatuan dan menjaga ikatan kekeluargaan adalah dasar ketakwaan yang dapat mengantarkan manusia ke tingkat kesempurnaan.

Silaturrahmi sebagai ikatan menjaga kekeluargaan dan meningkatkan ketakwaan, mau tidak mau, terus menerus dipopulerkan untuk menyempurnakan predikat setelah berpuasa dan berzakat fitrah. Bertakwa, kembali dalam kesucian, dan terbebaskan dari dosa atau kesalahan sesama manusia melalui silaturrahmi gotong royong. (*)