Menghormati dan Mematuhi Imam (14)

Sketsa Serba-Serbi Sholat Subuh (14)

Menghormati dan Mematuhi Imam (14)
Wina Armada Sukardi

Oleh : Wina Armada Sukardi 

SECARA tidak langsung, praktek sholat subuh, mengajarkan kita untuk menghormati dan mematuhi pimpinan yang kita pilih.
Sepanjang tidak menyimpang dari akidah, kita wajib tunduk dan taat mengikuti imam. Mengikuti pemimpin. Setidaknya, hal ini tercetmin dari proses kita mengikuti imam dalam sholat subuh (dan sholat lainnya).

Bedanya, sholat subuh menjadi satu-satunya yang dalam seluruh (dua) rakaat sholat, imam membaca Al fatihah dan surat atau ayat pilihan dengan suara keras.
Memang, dalam
sholat magrib dan sholat isa, imam juga membawakannya dua rakaat dengan suara keras. Tapi pada sholat magrib dan isa itu, suara keras imam tidak pada seluruh rakaat sholat. Baik sholat magrib maupun shola isa, imam hanya mengeraskan suaranya pada dua rakaat pertama saja, dari tiga rakaat pada sholat magrib dan empat rakaat pada sholat isa.

Setelah itu imam melafalkan bacaannya dengan lirih. Dengan kata lain, tidak pada seluruh rakaat sholat magrib atau isa, imam mengeraskan suaranya.

Berbeda pada sholat subuh, karena memang cuma dua rakaat, berarti pada seluruh sholat waktu berdiri imam mengeraskan suaranya.
Setelah membaca Al Fatihah, imam bebas memilih surat apa saja yang bakal dibacanya. Dalam pengalaman hamba, ada empat tipe imam dalam memilih surat yang dilantunkannya.

Tipe pertama, imam yang senang memilih surat agak panjang, panjang atau amat panjang. Mungkin suaranya bagus dan cara membawakan bacaannya juga merdu atau enak didemgar. Lewat kepiawainnya itu, sang iman tipe ini ingin mengingatkan para makmunya untuk memperhatikan isi Al Quran.
Mungkin juga, alasan tambahanya, sang imam merasa surat-surat panjang yang dipilih memang paling relevan atau kontekstual dengan situasi yang ada.

Alasan lain, mungkin pula Sang Imam ingin memberi sinyal agar para jemaah berlatih sabar dan konsenterasi terhadap bacaan-bacaan yang dipilihnya.

Tipe kedua, imam yang lebih suka membaca surat yang pendek, atau agak pendek. Alasannya, imam tipe ini memperhatikan kepentingan jemaah, terutama setelah sholat subuh. Sang Imam berpendapat, setelah sholat subuh, sebagian besar jemaah masih memiliki berbagai aktifitas. Mereka di pagi hari membutuhkan banyak persiapan dan pekerjaan. Nah, bagaimana agar kegiatan sholat subuh di mesjid tetap dapat terlaksana, namun kegiatan sehari-hari duniawi juga cukup waktu, maka dipilihnya bacaan surat-surat atau ayat yang pendek saja.
Baginya yang penting kewajiban jemaah sholat subuh sudah dilaksanakan, sesuai ketentuan yang baku.
Alasan lain, imam tipe ini, mungkin dia berpendapat dengan surat pendek juga tidak mengurangi kesempurnaan sholat subuh.
Tipe ketiga, imam yang memilih jalan tengah: satu rakaat dengan bacaan panjang, sedangkan satu lagi dengan bacaan pendek. Bacaan panjang dapat di rakaat pertama atau kedua. Begitu juga sebaliknya, bacaan pendek dapat di rakaat pertama atau kedua.

Dengan cara demikian, di satu sisi ayat-ayat penting yang panjang sudah diperdengarkan untuk disimak jemaah, tetapi pada sisi lain, urusan keseharian duniawi jemaah juga tidak diabaikan.

Iman tipe keempat, yang terakhir, imam yang cenderung membacakan surat atawa ayat-ayat yang populer. Dengan begitu, dia mengharapkan, jemaah lebih banyak yang dapat dan langsung faham mengikutinya. Surat atau ayat-ayat populer sudah sangat diketahui, dihafal dan difahami sehingg lebih mudah diikuti jemaah.

Semua pilihan imam sah. Semuanya benar . Kita tidak dapat meminta imam untuk membaca surat panjang atau pendek, atau meminta imam membaca surat-surat khusus yang kita sukai atau menjadi favorit kita.

Surat atau ayat mana pun yang bakal dibaca , sepenuhnya diserahkan kepada para imam. Otoritas para imam.
Kita wajib mengikuti semua yang dipilih imam tanpa komplain sama sekali.
Disinilah makmun diajarin untuk tunduk dan patuh pada imam.

Kita, para jemaah, tidak boleh melawan keputusan imam. Kita wajib mengikuti imam sebagai pemimpin sholat.

Di mesjid dekat rumah hamba, tiap sholat subuh, setiap hari imamnya berganti-ganti. Sudah ditentukan hari ini si anu, hari itu si ini. Jadi, selama seminggu sudah ada jadwal imam tetap.