Bentuk syukur kedua, memohon dalam FIFA membantu transformasi industri sepakbola di era digital, kembali membimbing Indonesia (baca, PSSI) menyiapkan diri lebih baik, timnas maupun sarana prasarana, juga komitmen seluruh pemangku kepentingan.
Akan menjadi pundi-pundi kerugian, jika tidak “Puasa Sepakbola”, tetapi terus saling menyalahkan yang sudah pasti tidak ada ujungnya. Bahkan akan menjadi catatan FIFA. Maka bentuk kekufuran (ketidakberyukuran) atas peristiwa ini harus segera diakhiri.
Inilah hikmah peristiwa pada bulan suci Ramadan, jika mengambil hikmah dari niat dan keyakinan umat Islam berpuasa untuk mencapai derajat takwa, menjalan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.
“Puasa Sepakbola” bagi PSSI berarti untuk mencapai derajat kembali ke jalur menuju prestasi dunia. Dengan “bertakwa kepada FIFA”, yaitu menjalankan semua perintah FIFA dan menjauhi semua larangan FIFA. InsyaAllah dalam waktu tidak terlalu lama sepakbola Indonesia akan merdeka atau hari raya kembali.
Tetapi kalau terus menerus membiarkan kegagalan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, dengan saling menyalahkan bahkan perang komentar di media, maka itulah kekufuran atau tidak bersyukur dan “tidak Puasa Sepakbola”, maka akan membuahkan kehancuran.
Sebagaimana peringatan dari Sabda Nabi Muhammad SAW tentang puasa “Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, ‘Berapa banyak orang yang berpuasa, tidak mendapat pahala puasa kecuali hanya lapar dan haus saja.” (HR An-Nasai).
Puasa hanya mendapatkan lapar dan haus karena ketidakmampuan menjalankan ketaqwaan secara sungguh. Demikian pula “Puasa Sepakbola” saat ini jika tidak mampu menjalankan perintah FIFA dengan sungguh-sungguh, maka akan melahirkan kekecewaan semakin mendalam.
Mengkiaskan Puasa Ramadan dengan “Puasa Sepakbola” supaya upaya sepakbola menemukan kembali hari raya, kemerdekaan meraih dan merebut prestasi dunia dan internasional kembali terbuka.
Masih sangat banyak kesempatan menanam kebaikan pada bulan suci Ramadhan, termasuk ketika memberi buka diberi pahala seperti pahala orang berpuasa, ketika bersodaqoh mendapat predikat sangat mulia, bahkan diamnya pun berpahala serta tidur karena semata-mata mengharapkan keridloan juga berpahala. Juga ibadah semalam lebih baik dari seribu bulan semata-mata karena Allah, karena mengharap ridlo Allah merupakan kesempatan yang sangat terbuka untuk mendapat petunjuk, pertolongan, permohonan kepada Allah SWT, dapat melaksanakan kebaikan-kebaikan itu.
Dalam dunia sepakbola ibarat putusan FIFA menghapus tuan rumah Piala Dunia U-20 ibarat “Puasa Sepakbola”, maka kemampuan segera menjalankan perintah FIFA dan menjauhi larangannya. Jalan terbaik membangkitkan dan mengembalikan pembinaan sepakbola yang bermarwah demi mencapai prestasi dunia. InsyaAllah. (*)