Klasifikasi Puasa Dalam Pandangan Imam Al-Ghazali

Diasuh oleh Univ. Darul Ulum Jombang, hari ke 6

Klasifikasi Puasa Dalam Pandangan Imam Al-Ghazali

Berkaitan dengan hal tersebut Imam Al-Ghazali memberikan klasifikasi terhadap ibadah seseorang sesuai dengan tingkatannya. Mengutip dalam kitab Ikhtisar Ihya Ulumuddin, beliau membagi tingkatan puasa menjadi tiga macam.

Pertama, puasa umum atau puasanya orang awam. Ibadah puasa ini dilaksanakan dengan konteks fiqih, dengan hanya menahan perut untuk tidak makan atau minum, serta kemaluan dari melampiaskan syahwat. Dalam ketentuan dari waktu imsak hingga berbuka diwaktu maghrib. Ibadah puasanya jalan, namun ghibah, berbohong, adu domba dan lain sebagainya masih dilakukan.

Kedua, puasa khusus atau puasa dengan tingkatan yang lebih tinggi yang biasa dilakukan oleh para ulama, wali hingga sholihin. Dalam tingkatan ini, seseorang tidak hanya meninggalkan makan dan minum. Namun juga meninggalkan kemaksiatan yang dilakukan oleh seluruh unsur badan. Menjaga lisan, mata, hidung, telinga dari perbuatan yang bisa membatalkan pahala puasanya.

Ketiga, puasa khususl khusus (paling khusus). Ibadah ini biasa dilakukan oleh para Nabi dan orang-orang pilihan. Puasa model ini ialah selain meninggalkan perkara pada tingkatan pertama dan kedua, juga menahan hati dari hasrat dan pikiran duniawi. Serta memfokuskan hati dan fikiran untuk selalu mengingat Allah. Apabila ia lalai maka puasanya dianggap batal.

Demikian klasifikasi tingakat ibadah puasa menurut Imam Al-Ghazali. Semoga kita diberikan kekuatan dan kesempatan untuk bisa naiki ke tingkatan kedua. Karena tanpa kemauan dan usaha yang besar, melaksanakan tingkatan pertama saja sangat susah. (*)