Ya, memang Allah tidak membutuhkan busana yang serasi seperti yang saya pilih. Allah tidak memerlukan apapun dari kita, apalagi sekedar memakai busana yang serasi. Betul itu, tapi perlu diingat justeru kitalah yang memerlukannya. Kita yang membutuhkannya.
Memakai busana yang rapi dan terutama serasi, merupakan salah satu wujud pribadi ikut menghormati Allah. Menjujung tinggi Alllah. Busana serasi adalah cermin diri ingin memberikan yang terbaik buat Allah. Kita mau
mempersembahkan keserasian sebagai wujud simbol kita menempatkan Allah benar-benar di tempat yang paling tinggi. Paling terhormat. Ketemu tokoh penting di dunia saja, kita memilih busana yang pantas, apalagi menghadapi kepada Allah di subuh hari.
Bila sepanjang kita telah melaksanakan kewajibannya dan menghindari dari larangan Allah, barangkali sudah cukup. Allah tidak pernah menuntut lebih dari kita. Namun sebaliknya kita sebagai umatNYA, sebagai hambaNYA, secara psikologis membutuhkan rasa ingin mengabdi.Rasa ingin memberika. The best best, yabg terbaik. Bhkan yang asal-asalan. Membutukan bukti nyata.
Berpakian yang serasi ketika sholat subuh di mesjid menjadi bagian dari itu. Setidaknya buat saya pribadi. Sebagai hambanya yang penuh kekurangan dan kelemahan, kita senantiasa ingin memperlihatkan dan memberikan yang terbaik kepada Alllah, dalam segala hal, ternasuk dalam busana. Kitalah yang membutuhkan itu. Bukan Allah, sebab Allah sudah Maha Sempurna. Sedangkan kita hanyalah mahkuk yang papa yang memerluka wujud pembuktian ikhwal kecintaan kepada Allah.
Kendati tidak ada larangan, kita tidak ingin menghadap Allah Sesembahan Segala Manusia dengan pakian ala kadarnya, apalagi yang lusuh dan compang camping. Betapa tidak tahu diri dan tidak tahu malunya kita, saat menghadap tokoh manusia, kita memakai pakaian yang baik, bahkan mungkin juga terbaik, sementara sebaliknya menghadap Allah kita berpenampilan sesuka kita.
Penampilan diri dengan busana yang serasi ketika sholat subuh juga menambah rasa percaya diri kita. Dengan penampilan seperti itu kita yakin dan percaya sudah berupaya memberikan lahir batin yang terbaik dari diri kita kepada Allah. T a b i k! Bersambung…..
Wina Armada Sukardi, adalah wartawan dan avokat senior dan anggota Dewan Pakar Pengurus Pusat Muhamadiyah. Tulisan ini merupakan opini pribadi dan tidak mewakili organisasi.