“Kita sempat mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi yang sangat tajam sekali tahun 2020. Yang mana pertumbuhan ekonomi Kota Mojokerto sempat berada di level minus 3,65 %. Dan, tahun 2021 sudah membaik menjadi 3,69 % dan sekarang pertumbuhan ekonomi Kota Mojokerto sudah di angka 5,56 %. Artinya, bahwa kehadiran UMKM memberikan kontribusi yang sangat signifikan di dalam pertumbuhan ekonomi,” terang Gaguk.
Pemkot Mojokerto terus berkomitmen untuk biasa mengembangkan UMKM yang ada di Kota Mojokerto. Salah-satu program prioritas yang kita lakukan di dalam mengembangkan UMKM yang ada di Kota Mojokerto ini adalah dengan melaksanakan Program 4P. Adapun Program 4P itu, yang pertama adalah Pelatihan, yaitu melatih para pelaku UMKM.
“Setelah dilatih kita lakukan Pendampingan. Jadi, tidak hanya dilatih, tetapi juga dilakukan Pendampingan. Ke-tiga, adalah Pemberian Modal. Jadi, sudah dilatih, didampingi diberikan modal. Dan, yang ke-empat adalah kita buatkan Pembuatan Koperasi, untuk menjaga kelangsungan daripada UMKM di tersebut”, tambahnya.
Ditambahkan, saat ini, sudah banyak UMKM di Kota Mojokerto, total UMKM ini ada 29.993. Tentu ini terdiri dari berbagai macam jenis UMKM. Mulai jenis agrobisnis, kuliner pendidikan dan perdagangan serta yang lain-lainnya. Dan, ini adalah jumlah jenis UMKM yang sudah dilaksanakan selama ini. Mulai tahun 2021 hingga tahun 2022, ada 15 jenis pelatihan yang diikuti oleh kurang lebih hampir lebih dari 2.500 peserta dan juga kita memiliki 21 inkubasi wirausaha yang terdiri dari kurang lebih hampir 5.000 peserta, baik yang sudah lulus maupun yang sudah tervalidasi”, jelas gaguk.
Lebih detil, Kepala Diskop UKM Perindag Pemkot Mojokerto Ani Wijaya menjabarkan sejumlah program inovasi yang dilahirkan Diskop UKM Perindag Pemkot Mojokerto, di antaranya program inovasi Klinik Corena.
“Melalui aplikasi Klinik Corena, pelaku UMKM yang ada di Kota Mojokerto, mereka setiap bulan mengupload laporan keuangan. Kemudian di sana secara kelembagaan Diskop UKM Perindag memitigasi risiko dan beberapa hal semuanya yang ada di sana kita bisa mengukur tingkat kesehatan UMKM. Selaku Pembina apa yang harus kita lakukan di sana kita bisa lihat dari data-data itu”, jabar Kepala Diskop UKM Perindag Pemkot Mojokerto Ani Wijaya.
Aplikasi lain adalah “Mami Eksis”. Aplikasi ini untuk Klinik UMKM. Jadi, inkubasi wirausaha adalah mereka para penerima manfaat atau para penerima Bansos (bantuan sosial) yang sudah kami latih, kami bisa masukkan ke dalam aplikasi Mami eksis. Di dalam aplikasi ini, kita bisa memantau perkembangan omsetnya, berapa gitu ya? Mana mana yang mana yang masih stagnan mana-mana yang sudah go ya? Aplikasi ini untuk memantau. Jadi, nanti kalau permodalan, biasanya kita hubungkan dengan perbankan”, lanjut Ani.
“Kemudian, dia sudah ikut pelatihan berapa kali, sertifikasinya apa saja, kemudian berapa biaya energi yang dikeluarkan dan sebagainya apa katanya di sana. Ini adalah aplikasi khusus untuk pedagang-pedagang application is the application of the small medium enterprise. Untuk hal-hal lain yang terkait dengan upaya-upaya apa yang sudah dilakukan di dalam mengembangkan UMKM, nanti bisa merupakan bagian dari pada diskusi kita lebih lanjut”, tandas Ani. (*)