Hasil Deteksi, Jenis Tanah di Surabaya Kedalaman 30 Meter Didominasi Tanah Lunak

Hasil Deteksi, Jenis Tanah di Surabaya Kedalaman 30 Meter Didominasi Tanah Lunak
BPBD Kota Surabaya bersama BMKG Pusat dan BMKG daerah memaparkan hasil deteksi dini bahaya bencana gempa bumi dengan survei mikrozonasi (kerentanan seismik). Deteksi dini sejak 28 Februari hingga 8 Maret 2023 di Kota Surabaya tersebut, selain untuk mendeteksi dini gempa bumi, juga melengkapi data survei mikroorganisme tahun 2020.

Bukan hanya itu, pada tahun ini BKMG pusat juga akan melakukan kajian pengukuran parameter anomali percepatan gravitasi di 400 titik, yang tersebar di seluruh wilayah Kota Surabaya. Kajian itu dilakukan pada bangunan hotel, rumah sakit hingga perguruan tinggi di masing-masing wilayah utara, barat, selatan, tengah dan timur Surabaya.

“Kami harap hasil kajian dan evaluasi kerentanan bangunan itu nanti bisa menjadi dasar bahan masukan serta informasi, baik itu untuk pemerintah daerah maupun pusat,” tambahnya.

Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, Eddy Christijanto menyampaikan, langkah mitigasi bencana gempa yang dilakukan oleh pemkot ada 3. Di antaranya, menerapkan aturan atau larangan mendirikan bangunan di kawasan rawan bencana, atau tanah lunak.

“Salah satunya di kawasan mangrove, kontur tanahnya itu lunak. Maka dari itu rencana tata ruang di Surabaya harus disiplin dan tidak boleh ada bangunan di tanah berkontur lunak,” ujar Eddy.

Kedua, pemkot mengatur tentang aturan konstruksi bangunan. Di dalam aturan itu, akan dijelaskan berbagai persyaratan, mulai dari arsitekturnya, bahan baku, hingga tinggi maksimal bangunannya akan diatur. Ketiga, adalah edukasi mengenai mitigasi bencana gempa bumi kepada stakeholder dan masyarakat.

“Pemkot melalui BPBD Surabaya telah memberikan petunjuk arah di dalam bangunan, sehingga ketika ada gempa masyarakat akan tahu harus berbuat apa dan keluar melalui jalur mana. Selain itu, kami juga membuat video animasi mitigasi tanggap bencana gempa,” ujarnya.

Dengan tiga langkah itu, Eddy berharap, dapat meminimalisasi dampak dari bencana gempa bumi, jika sewaktu-waktu terjadi di Kota Surabaya.

“Ketika tiga hal itu diterapkan secara disiplin oleh pemerintah, stakeholder, dan masyarakat, maka dampak dari bencana gempa bumi dapat diminimalisasi dan kita waspadai,” katanya. (*)