Opini  

Satu Abad Berkhidmat, Satu Juta Massa Menuju Abad Kedua

Satu Abad Berkhidmat, Satu Juta Massa Menuju Abad Kedua
Muchamad Taufiq

Saling mendukung antar organisasi keagamaan sebagaimana ditunjukkan dengan dukungan organisasi Muhammadiyah dan yang lainnya. Toleransi yang ditawarkan oleh umat Kristiani dengan mengizinkan tempat ibadahnya untuk beristirahat peserta Harlah 1 Abad NU. Inilah nilai-nilai budaya bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Tontonan implementasi pendidikan bermasayarkat yang tinggi ini dapat kita lihat ketika NU menyelenggarakaan satu abad hari jadinya, dirgahayu NU.

Tanpa terasa bahwa kebersamaan semua elemen di Harlah 1 Abad NU memberikan kontribusi dalam upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia. Bahwa tantangan yang dihadapi datang dari dimensi horizontal dan vertikal. Dalam dimensi horizontal, tantangan yang ada berkenaan dengan pembelahan horizontal yang berakar pada perbedaan suku, agama, ras, dan geografi.

Sedangkan dalam dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah berupa celah perbedaan antara elite dan massa, di mana latar belakang pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elite berbeda dari massa yang cenderung berpandangan tradisional. Masalah yang berkenaan dengan dimensi vertikal lebih sering muncul ke permukaan setelah berbaur dengan dimensi horizontal, sehingga hal ini memberikan kesan bahwa dalam kasus Indonesia dimensi horizontal lebih menonjol daripada dimensi vertikalnya. Fenomena Harlah 1 Abad NU serasa memberikan jawaban nyata bahwa bangsa Indonesia masih kuat menjaga nilai-nilai luhurnya, nilai-nilai keindonesiaannya. Inilah kekuatan kita, nilai inilah yang dulu mampu memberikan kekuatan untuk lepas dari cengkeraman penjajah yang menerapkan politik devide et impera.

Pengalaman peringatan Harlah 1 Abad NU memberikan pelajaran berharga yaitu masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap negara. Sebab integrasi masyarakat merupakan kondisi yang sangat diperlukan bagi negara untuk membangun kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika masyarakat suatu negara senantiasa diwarnai oleh pertentangan atau konflik, maka akan banyak kerugian yang diderita, baik kerugian berupa fisik material seperti kerusakan sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maupun kerugian mental spiritual seperti perasaan kekhawatiran, cemas, ketakutan, bahkan juga tekanan mental yang berkepanjangan. Sekali lagi rangkaian Harlah 1 Abad NU telah memberikan pelajaran berharga kepada kita bahwa persatuan dan kesatuan adalah modal utama untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa yaitu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Banyak harapan yang digantungkan, berjuta doa suci yang dipanjatkan agar NU mampu tampil sebagai perekat bangsa. Harapan Presiden Jokowi agar NU memimpin tranformasi ekonomi merupakan realitas yang harus terus diperjuangkan. Selain aktifitas keagaamaan yang terus digaungkan maka tidak berlebihan jika bidang kesehatan, olahraga dan bidang-bidang lainnya yang menjadi harapan umat mulai digarap secara berkualitas guna memberikan kemanfaatan masyarakat luas.

Hal ini perlu menjadi fokus dalam perjalanan memasuki abad kedua NU untuk menjadi organisasi yang lebih mampu menjawab tantangan bangsa, menjadi organisasi modern yang kaya fungsi dengan tetap mengedepankan akhlaqul karimah.

Tak berlebihan kiranya untuk kita dukung dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab atas segala cita-cita luhur NU dalam memasuki abad kedua NU, sebagaimana salam pembuka Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf,

“Indonesia selamat datang di abad kedua nahdlatul Ulama. Universe, welcome to the second century of Nahdlatul Ulama”. (*)

*) Penulis adalah Akademisi ITB Widya Gama Lumajang dan Dosen MK. Pancasila dan Kewarganegaraan