SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Toni Harmanto memberikan atensi khusus terhadap kasus kecelakaan lalu lintas khususnya di perlintasan kereta api.
Dalam Rapat Koordinasi terkait Perlintasan Kereta Api bersama Forkopimda di Gedung Negara Grahadi pada (4/1), Polda Jatim mencatat kejadian laka di Jawa Timur pada tahun 2022 melibatkan 42.286 orang. Jumlah ini meningkat dibanding tahun 2021 di mana korban laka berjumlah 30.857 jiwa. Jumlah ini merupakan total laka di dalamnya termasuk di perlintasan kereta api.
Terkait hal itu, Gubernur Khofifah menegaskan pentingnya peningkatan keamanan di sekitar rel kereta api yang juga menyangkut kualitas hidup masyarakat.
Misalnya, tiadanya sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) seperti sirine, palang atau rambu dapat membahayakan nyawa masyarakat yang hendak melintas.
“Kita diajak rakor oleh Pak Kapolda untuk merencanakan hal yang sangat substantif ini secara konkrit agar dapat memberikan perlindungan lebih baik dan lebih baik lagi. Kasus laka kereta api ini harus segera ditindaklanjuti secara solutif agar bisa ditekan seminim mungkin,” ungkapnya.
Atas hal itu, Khofifah menekankan diperlukannya pemasangan palang kereta api di lokasi lintasan kereta yang tak memiliki palang, salah satunya di lintasan-lintasan sebidang lengkap dengan penjaganya. Tak hanya itu, pemasangan rambu lintas kereta juga menjadi hal penting untuk diperhatikan sebagai bagian dari EWS.
Gubernur perempuan pertama Jatim itu juga mengimbau kepada beberapa organisasi masyarakat dan keagamaan untuk turut bergerak bersama meningkatkan kewaspadaan masyarakat atau social awareness dalam berlalu-lintas.
“Untuk organisasi masyarakat dan keagamaan, seperti PWNU dan PW Muhammadiyah, MUI, dan elemen strategis masyarakat lainnya mari bersama turut melakukan edukasi berlalu lintas yang aman kepada masyarakat,” imbau Khofifah.