Sekdaprov Jatim Adhy Karyono: TMC, Intervensi Awan dengan Sentuhan Teknologi

Sekdaprov Jatim Adhy Karyono: TMC, Intervensi Awan dengan Sentuhan Teknologi
Sekdaprov Jatim Adhy Karyono di Ruang Kerja Kantor Gubernur Jatim Jalan Pahlawan No 110 Surabaya, Rabu (4/1/2023).

“Teknologi TMC dampaknya sangat luar biasa karena dapat mencegah potensi banjir serta mengurangi kerugian masyarakat dan pemerintah. Ini yang dilakukan tim dari pusat terdiri dari BNPB, BMKG dan BRIN. Saat ini basecampnya ada di LANUD Malang dan kita mendukung karena merupakan permintaan dari Pemprov Jatim. Kami tidak ingin masyarakat di sini pasrah ketika hujan dan terjadi banjir,” jelasnya.

Selain itu, Adhy mengaku bahwa potensi banjir mulai berkurang di DKI Jakarat karena modifikasi bantuan alat teknologi cuaca yang digunakan, yakni TMC. Maka, Adhy menegaskan Jawa Timur juga ingin menerapkan teknologi tersebut sehingga dan prakiraan cuaca dapat di deteksi.

“Saya berterima kasih kepada tim dari BNPB pusat, BMKG dan BRIN yang sangat membantu bagaimana pemerintah Jatim dalam rangka menghadapi cuaca ekstrem,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB Rustian menegaskan bahwa TMC adalah suatu bentuk upaya manusia memodifikasi cuaca dengan tujuan tertentu agar mendapatkan kondisi cuaca seperti yang diinginkan. Disebut sebagai suatu teknologi karena aktivitas memodifikasi cuaca pada dasarnya merupakan suatu aplikasi yang memerlukan sentuhan teknologi dalam prosesnya.

“Pada prinsipnya, TMC bukan proses membuat hujan. Jadi, istilah hujan buatan yang banyak digunakan atau dikenal oleh masyarakat sebenarnya kurang tepat, karena Balai Besar TMC tidak membuat hujan. Yang benar, hanya memodifikasi cuaca, memberikan perlakuan, mengintervensi proses fisika di sistem awan untuk tujuan tertentu, tergantung kebutuhannya. Menambah, atau mengurangi intensitas curah hujan,” urainya.

Adapun di Indonesia sejarah TMC dimulai di tahun 1977 atas gagasan mantan Presiden Soeharto yang menginginkan hujan buatan untuk mendukung sektor pertanian di Indonesia. Gagasan tersebut direspon BJ Habibie yang saat itu menjabat selaku Penasihat Presiden Bidang Teknologi dengan melakukan proyek percobaan hujan buatan pada tahun 1977 di Bogor, Sukabumi dan Solo di bawah asistensi Prof Devakul dari Royal Rainmaking Thailand.(*)