SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) sejak periode 2018 hingga 2022 tercatat sangat stabil. Bahkan tertinggi dibanding dengan provinsi se Indonesia.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, berdasakan data BPS Jatim, dalam kurun waktu tersebut angka mencapai 105,13. Nilai itu dicapai setelah adanya kenaikan NTP sebesar 2,18% dari Bulan November 2022.
“Indeks yang diterima petani (It) sebesar 121,56% dan indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar 115,63%,” Tutur Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (3/1) pagi.
Kenaikan NTP ini juga berlaku pada seluruh subsektor pertanian. Dia mencontohkan untuk subsektor hortikultura mencapai 7,17% dari yang sebelumnya 104,38 menjadi 111,86. Angka tersebut diikuti oleh subsektor tanaman pangan dengan kenaikan sebesar 2,06% dan subsector peternakan dengan kenaikan sebesar 1,00%.
Sedangkan, subsektor perikanan dan subsektor tanaman perkebunan rakyat yang masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,95% dan 0,09%.
Selain NTP, NTN Jawa Timur pada bulan Desember 2022 juga berhasil mengalami kenaikan. Berdasarkan
data BPS, NTN Jatim tercatat sebesar 102,51 atau naik sebesar 0,71% dibandingkan November 2022 yang mencatat NTN sebesar 101,78.
Pada indeks harga yang diterima (It) bulan Desember 2022 kali ini tercatat mencapai 117,77 atau naik sebesar 1,13% dibandingkan dengan November 2022 dengan angka mencapai 116,45.
Sedangkan, indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Desember 2022 mencapai 114,89. Di mana, angka tersebut naik sebesar 0,42% dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencatat angka 114,41.
Atas kenaikan NTP dan NTN Jatim di akhir 2022 tersebut, Khofifah berharap dapat ditingkatkan kembali pada 2023. Sebab, masih banyak ruang untuk perbaikan yang dapat menguntungkan petani, nelayan, dan masyarakat luas. (*)