“Alhamdulillah pada Misi Dagang kali ini jumlah transaksi per pukul 17.00 WIB tercatat mencapai Rp 109,305 milyar dengan 28 transaksi. Misi dagang dan investasi ini menjadi bagian dari ihtiar Pemprov Jatim untuk menjaga pertumbuhan ekonomi sekaligus kerjasama antar daerah yang diharapkan bisa saling menemu kenali potensi masing masing daerah khususnya terkait volatile food di saat kita berusaha mengendalikan inflasi untuk menjaga daya beli masyarakat seperti sekarang ini,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jum’at (30/9).
Tidak hanya itu, kata Khofifah, pelaksanaan misi dagang dan investasi ini juga sesuai arahan Presiden Jokowi yang meminta semua pihak termasuk Pemerintah Provinsi maupun kab/kota untuk bersama-sama bergotong royong menghadapi inflasi. Sehingga, pelaksanaan misi dagang ini menjadi bagian dari penguatan jejaring konektivitas antar wilayah untuk meningkatkan neraca perdagangan dalam negeri.
“Di setiap misi dagang Pemprov Jatim selalu membawa para pelaku usaha lokal dari masing-masing daerah termasuk para pelaku UMKM. Sehingga ini juga menjadi satu upaya dalam Peningkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dalam belanja pemerintah dari kedua provinsi,” jelasnya.
Menurutnya, Kegiatan Misi Dagang Provinsi Jatim ini merupakan upaya fasilitasi Pemprov Jatim untuk mempertemukan para pelaku usaha dari Jatim dan Provinsi Mitra dalam menyebarluaskan potensi produk industri, perdagangan, perikanan, agribisnis dan peluang investasi lainnya secara terintegrasi.
“Hal ini dilakukan dalam rangka memenuhi substitusi impor (bahan baku) dan kebutuhan lainnya yang diharapkan mampu meningkatkan nilai perdagangan dalam negeri,” katanya.
Untuk diketahui, misi dagang dan investasi ini diikuti 149 Pelaku usaha dari kedua provinsi, yang terdiri dari 49 Pelaku Usaha dari Provinsi Jawa Timur, dan 100 pelakup usaha dari Provinsi Kalimantan Barat.
Adapun potensi komoditi dari Jatim yang akan ditransaksikan dalam misi dagang dan investasi ini antara lain Produk hasil pertanian (beras, jagung, bawang merah, bawang putih), Produk hasil perkebunan (pala, rempah-rempah, coklat), Jasa (ekspedisi/logistik, jasa transportasi laut/kepelabuhan, pemakaian gudang dan kebutuhan pameran, perhotelan dan properti), serta produk lain seperti pupuk dolomit, keramik dan granit tile, dan alat kesehatan.
Sementara itu, Sekdaprov Jatim Adhy Karyono mengatakan bahwa bahwa dalam rangka optimalisasi muatan berangkat dan muatan balik untuk memperlancar distribusi barang kebutuhan pokok, barang penting dan barang lainnya, diperlukan suatu upaya yaitu kegiatan kerja sama guna mewujudkan integrasi pasar dalam negeri masuk peningkatan perdagangan antar pulau.
Salah satu upaya Pemprov Jatim dalam rangka penguatan Perdagangan Antar Pulau Antar Provinsi, adalah dengan membangun konektivitas antar provinsi. (*)