Ia menyampaikan, sebagaimana arahan Wali Kota, sayembara ini digelar untuk mengajak masyarakat ikut berpartisipasi dalam pembangunan kawasan. Baik itu mulai dari tahapan perencanaan atau desain sampai kepada pelaksanaan.
“Jadi tidak hanya harus menggunakan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), tapi pihak swasta, desainer, akademisi, arsitektur-arsitektur muda itu sebenarnya punya talenta-talenta keinginan untuk berkontribusi bagi Kota Surabaya,” jelasnya.
Mantan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya itu menyatakan, bahwa sayembara ini tak hanya digelar untuk rencana pembangunan kawasan Wisata Ampel. Melainkan pula ke depan konsep yang sama juga akan diterapkan ke kawasan-kawasan lainnya.
“Jadi program atau proyek apapun pemerintah itu nanti melibatkan akademisi, desainer, swasta maupun pengembang untuk bersama-sama gotong-royong membangun Kota Surabaya. Sehingga ada rasa ikut saling memiliki dari warga Kota Surabaya,” kata Irvan.
Karya dari para pemenang itu nantinya akan dikombinasikan untuk kemudian dijadikan grand design kawasan penunjang Wisata Ampel. Dalam proses pengkombinasian itu, Irvan menyatakan, pihaknya juga melibatkan tim cagar budaya maupun tim bangunan gedung.
“Sehingga dihasilkan kombinasi yang terbaik. Tidak hanya desainernya, kami juga akan melibatkan masyarakat di sana. Tidak hanya sebagai objek, tapi masyarakat di sana sebagai subject. Karena peran serta yang diikutsertakan masyarakat sekitar Ampel itu juga sangat penting,” imbuhnya.
Adithya Wira Ekaraga, salah satu perwakilan dari peserta sayembara desain arsitektur kawasan penunjang Wisata Ampel. Dengan mengangkat karya berjudul “Tuah Ing Ampeldenta”, ia bersama timnya berhasil menyabet juara pertama.
“Dari segi arsitekturnya itu kita melihat inspirasi dari bangunan cagar budaya di sekitarnya. Kemudian untuk elemen islamic, kita melihat dari bangunan Masjid Ampel,” kata Adit.
Ia mengungkapkan, konsep desain yang diusung “Tuah Ing Ampeldenta” lebih banyak menonjolkan struktur Ruang Terbuka Hijau (RTH). Alasannya, kata dia, selain bertujuan menunjang kawasan Wisata Religi Ampel, juga untuk mendukung pemukiman masyarakat di sekitarnya.
“Ada juga gedung parkir komunal, kemudian memang terkait dengan kebutuhan penunjang seperti museum dan lain sebagainya,” tukasnya. (*)