Tidak hanya itu, disampaikan Gubernur Khofifah, saat ini BUMD di bawah naungan Pemprov Jatim dituntut untuk terus menguatkan koneksi dan jejaring.
Sebab, hari ini tidak bisa satu instansi bekerja sendiri. Melainkan harus berkolaborasi dan menguatkan bangunan jejaring lintas elemen agar tujuan yang ingin dicapai bisa semakin mudah dan cepat dicapai.
“BUMD harus proaktif dalam menginisiasi kolaborasi. Baik dengan pemerintah daerah, dengan BUMN, maupun BUMS. Sebab dewasa ini, sudah harus segera dirubah dari kecenderungan sama-sama kerja, menjadi kerja bersama-sama,” tegasnya.
Tak lupa, di hadapan sekitar 200 peserta rakor Gubernur Khofifah juga mengingatkan agar BUMD dalam upaya pengembangan untuk tetap prudent. Semua langkah dalam kreasi dan inovasi yang dilakukan dalam pengembangan usaha harus selaras dengan aturan yang ada. Baik aturan pusat maupun daerah.
“Dan yang paling penting saya ingin pesankan, setiap inovasi dalam pengembangan usaha harus tetap mengedepankan fungsi pelayanan. Jadi jangan hanya profit oriented, pelayanan publik tetap jadi prioritas. Keduanya seimbang,” tegasnya.
Gubernur Khofifah optimistis bahwa BUMD bisa menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Dengan kemampuan untuk membaca, menangkap, dan menciptakan peluang menjadi suatu kekuatan, BUMD di Jatim akan bisa menjadi pelecut pertumbuhan ekonomi. (*)