Zulkifli kembali menyatakan, bahwa harga-harga bahan pokok sudah mulai stabil. Jika pada bulan sebelumnya Indonesia mengalami inflasi tinggi, maka dengan harga bahan pokok yang stabil ini pihaknya berharap inflasi dapat segera terkendali.
“Ketersedian stok terjamin. Kalau stoknya kurang, mesti mahal. Kalau harga cenderung turun, artinya stoknya lebih banyak,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Fauzie Mustaqiem Yos mengungkapkan, selain di Surabaya, sebelumnya Mendag juga melakukan tinjauan ke pasar tradisional di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Rata-rata sudah stabil harganya, sudah turun. Jadi sama, posisinya di Kupang, di Surabaya dan di daerah lain sudah stabil,” kata Yos.
Selain harganya stabil, ia menyebut, sekarang ini ketersediaan bahan pokok stok juga banyak. Jika sebelumnya sempat terjadi kelangkaan, sekarang ini cabai merah maupun minyak goreng stoknya melimpah.
“Kemarin kan sempat cabai harganya mahal, terus minyak goreng, itu karena langka. Nah sekarang sudah banyak, harganya kembali normal,” jelas Yos.
Ia menyatakan, Pemkot Surabaya intens melakukan monitoring ketersediaan bahan pokok. Sebab, jika bahan pokok mengalami kelangkaan, maka dapat berdampak pada kenaikan harga.
“Kita tetap memantau, monitoring terus, supaya tidak terjadi kelangkaan. Kalau sampai itu langka, nanti harganya naik lagi. Untuk sampai tidak langka, kita kerja sama selain dengan PD Pasar Surya, juga dengan teman-teman daerah lain, penyangga Surabaya,” ujarnya.
Yos mengakui, pasca Hari Raya Idul Adha, sejumlah bahan pokok sedikit mengalami kenaikan harga seperti di antaranya cabai merah. Kenaikan harga itu salah satunya disebabkan karena terjadinya kelangkaan.
“Sekarang sudah stabil dan pasokan aman. Setelah ada kelangkaan harganya naik, itu kita gandeng daerah-daerah sekitar, ayo kamu punya tanaman apa, seperti cabai, sayur-sayuran, kirim ke Surabaya,” katanya. (*)