Motivasi Peserta Diklat Wirausaha, Ning Ita: Sandal KlompenTembus Pasar Global

Motivasi Peserta Diklat Wirausaha, Ning Ita: Sandal KlompenTembus Pasar Global
Foto: Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengamati hasil karya peserta Pelatiah Peningkatan Keterampilan Membuat Alas Kaki (Sandal Klompen) Selasa, (31/5/2022) pagi

Dijelaskan, hasil produk klompen yang sudah kita buat ini, di pasar local bisa terjual dengan harga Rp. 25.000 s/d 35.000 an atau Rp. 700 ribu/kodi. Untuk produksi pemula memang sudah cukup untuk penghasilan, karena 1 kodi bahkan lebih bisa dirampungkan cukup 1 hari saja/orang atau 10 kodi lebih/kelompok.
“Para peserta pelatihan yang rata-rata usia produktif pasti bisa menghasilkan produk yang berkelas dan berkualitas sehingga mampu menembus pasar global dengan nilai jual cukup fantastis. Misalnya harga 1 pasang klompen bisa tembus Rp. 500 – 750 ribu. Terus berinovasi tiada henti, kalian pasti bisa,”harap Ning Ita.

Secara terpisah, Kepala Diskop UKM Perindag Pemkot Mojokerto, Ani Wijaya menjelaskan peserta Pelatiah Peningkatan Keterampilan Membuat Alas Kaki (Sandal Klompen) ini merupakan peserta pilihan. Mereka dari korban PHK dari perusahaan sejenis ( sepatu dan sandal) yang tutup sementrara dampak pandemi Covid-19 yang baru terlewati, karena semua aktifitas terhenti sehingga sulit memasarkan produknya.

“Mereka adalah peserta yang mendaftarkan pelatihan ini, agar bisa melakukan aktifitas kembali dengan modal pengalaman di tempat kerja sebelumnya agar bisa berwirausaha mandiri sekaligus dengan harapan bantuan modal dari pemerintah. Ada 30 peserta yang solit dan konsisten untuk mengembangkan produk ini,” jelas Ani Wijaya.

Masih katanya, untuk bantuan permodalan bagi peserta pelatihan sudah berkolaborasi dengan pihak Kantor Dinas Sosial Pemkot MOjokerto. Karena rata-rata peserta dari korban PHK ini, juga merupakan penerima BLT paska Pandemi Covid-19.

“Produk hasil perdana peserta pelatihan sudah layak dipasarkan, karena rata-rata peserta sudah terampil memproduksi sepatu dan sandal, karena sebelumnya memang bekerja sebagai pengrajin sepatu dan sandal, sehingga cukup diberi peningkatan keterampilan saja, sudah mampu menghasil produk standar untuk dipasarkan,” jelas Ani Wijaya.

Ditambahkan, guna membantu pemasaran pihak Kantor Diskop UKM Perindag membantunya dengan menyalurkan ke pedagang yang sudah tergabung pada koperasi. Untuk pemasaran local kantor kami siap membantunya dan sudah jelas pengepul dan konsumennya. Untuk selanjutnya jika mereka kreatif banyak menciptakan produk yang berkelas dan kualitas seperti arahan, Ibu Walikota, perlu pelatihan tingkat mahir.

“Saat ini, kami focus dengan produk hasil pelatiham ini, sekaligus membantu pemasarannya agar para peserta menikmati hasil karyanya setelah mengikuti pelatihan. Perlahan tapi pasti, kami bina agar mereka berkembang dan mampu menghasilkan produk yang berkelas dan bernilai jual tinggi,”tukas Ani Wijaya. (gia)