banner 728x90

Jadi Pusat Wisata Kota, Jalan Protokol di Vietnam Rela Ditutup

Laporan Djoko Tetuko dari Vietnam

Jadi Pusat Wisata Kota, Jalan Protokol di Vietnam Rela Ditutup

Yunus Nusi begitu menikmati suasana wisata keluarga itu, “Sayang di Jakarta gak ada wisata kayak begini dan begitu terbuka, serta menyenangkan bagi masyarakat,” ujarnya.

Ahmad Riyadh bersama Muhammad Aiman Smeer menikmati jalan-jalan di Mall, dan sempat membeli souvenir Land Rover. “Kita melihat bahwa Vietnam ini sedang memberikan keleluasaan kepada publik untuk menikmati suasana malam dengan model jalan-jalan,” kata Riyadh.

Pengamat kebijakan publik dan hukum media dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) melihat sisi positif, jalan keramaian dan protokol ditutup, kemudian diatur sedemikian rupa untuk memberikan ruang publik lebuh nikmat, aman, dan nyaman dengan wisata kota sederhana.

Pusat keramaian di Indonesia perlu memikirkan ruang publik berdekatan dengan Mall serta pusat perbelanjaan, sehingga dari berbagai lapisan masyarakat dapat berbaur kenikmatan wisata kota.

Di Indonesia, kata Doktor Lulusan Univeritas Utara Malaysia, masih di kelompokan di alun-alun atau tempat yang khusus hanya untuk permainan atau pedagang kaki lima dan menengah.

“Di Surabaya sudah ada Tunjungan tetapi aksesnya masih dibuka, kurang bebas dan kurang luas. Ya tentu harus memikirkan wisata kota dengan mengutamakan kepentingan publik,” tuturnya, Minggu (22/5/2022) menjelang laga Garuda Muda lawan Malaysia. (JT)