Thony menyayangkan jika klaim asuransi itu dipersulit perusahaan Askuransi hingga hak masyarakat penerima santunan menjadi lama bahkan hilang. Sering terjadi, mayarakat tidak tahu cara untuk mengurus klam asuransi, sehingga mengalami kelambatan pelayanan rumah sakit bahkan terlantar.
“Kadang klaimnya pun enggak sukses. Masyarakat yang sudah MBR, kemudian ada bencana atau musibah, dia mencari utangan setelah ada utangan, tidak ada penggantinya sehingga mempersulit,” tuturnya.
Ia memandang ada empat institusi, yakni Rumah Sakit, BPJS, kepolisian, Jasa Raharja ada sinkronisasi dalam melakukan koordinasi antar lembaga. Segera ada reformasi birokrasi terkait kepengurusan klaim Asuransi kecelakaan Jasa Raharja agar jadi lebih gampang.
“Dan masyarakat jangan disuguhi dengan pemberitaan-pemberitaan asuransi yang tidak memberikan pelayanan dengan baik. Kadang kalau pun ngeklaim seringkali enggak bisa, gagal bahkan ujung-ujungnya terkuak kasus korupsi di asuransi di mana-mana,” ungkapnya.
Ironi, kata politisi partai Gerindera ini, banyak perusahaan asuransi di Indonesia beroperasi cukup lama , namun dikala mencairkan klaim terlalu lama dan berbelit- belit
Untuk itu, ia mengimbau asuransi diminta memperbaiki citranya supaya masyarakat sadar berasuransi.
Thony menegaskan, pihak asuransi didesak untuk berbenah diri terkait percepatan klaim asuransi disaat ada musibah. Kebutuhan dana yang cepat adalah harapan masyarakat dalam mengatasi musibah kecelakaan.
“Asuransi jangan memberikan beban persoalan, bahkan memupus harapan masyarakat untuk mendapatkan sejahteraan di masa depan,” pungkasnya.
Thony menghimbau agar masyarakat yang melakukan mudik diminta hati-hati dan wasapada di jalanan. Apabila mengalami kelelahan dan merasa ngantuk hendaknya berhenti sejenak untuk istirahat.(dji)