“Saya tidak mau sembarangan menerima tawaran. Jika saya merasa cocok dan senang, saya akan siap. Contohnya ketika menerima tawaran Deltras yang berkompetisi di Liga 3. Apalagi saya punya riwayat panjang dengan Deltras yang pernah saya bawa berprestasi di Copa Indonesia 2008-2009 dan saya terpilih sebagai pelatih terbaik. Itu sudah terjadi pada 14 tahun yang lalu,” ujarnya.
Alhadad sendiri, dalam sejarah sepakbola Indonesia, sukses sebagai pemain maupun pelatih. Baik di tingkat klub maupun timnas Indonesia. Sejarah yang pernah diukir ketika menyelamatkan Persija Jakarta dari jurang degradasi pada kompetisi Liga Indonesia. “Saat itu, Persija yang ditangani Paolo Camarco nyaris terdegradasi karena 14 pertandingan tak pernah menang. Namun, saya saat diminta menggantikan posisinya mampu membalikkan keadaan,” cerita Mamak.
Di tingkat nasional, dia pernah menjadi asisten pelatih asing Peter White dan Aji Santoso di Pra Piala Asia, Asian Games maupun SEA Games. Saat menjadi pemain pun berkali-kali menjadi pemain terbaik dan top skorer bersama Niac Mitra maupun timnas Indonesia. (sr)