“Dan saya melihat bahwa fenomena itu marak, dan ini menujukkan masyarakat Surabaya membutuhkan adaptasi kembali, akan pola-pola bersosialisasi antar masyarakat,” ungkap Herlina.
Politisi Partai Demokrat ini menambahkan, setelah Ramadan selesai suasana kembali normal, dan budaya guyub rukun khas Surabaya itu harus di kembalikan. “Misalnya dikondisikan dengan cara poskamling atau ronda,” katanya.
Sementara itu aparat pemerintah seperti Linmas, Satpol PP, kepolisian dan TNl turut memperkuat dengan melakukan razia di kawasan yang potensial terjadi tawuran.
“Misalnya dikawasan yang sepi atau malah ramai. Kalau sepi memang ada niat tawuran, kalau ramai ketika terjadi interaksi kadang-kadang tidak terkontrol,” terang Herlina.
Herlina kembali menegaskan butuh gotong royong dari masyarakat dan aparat untuk menanggulangi ini. (smj)
