SURAKARTA (WartaTransparansi.com) – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, bertemu aktivis pergerakan senior di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat kunjungan kerja ke Solo, Jawa Tengah, Sabtu (2/4/2022).
Pertemuan berlangsung di kediaman tokoh senior Mega Bintang, Mudrick Setiawan Malkan Sangidu. Pertemuan berlangsung begitu hangat. Pasalnya, LaNyalla dan Mudrick merupakan sahabat lama. Keduanya pun terlibat dalam perbincangan santai, namun serius membahas situasi kebangsaan terkini.
Dalam pertemuan itu, Ketua DPD RI didampingi Staf Ahli Ketua DPD RI Baso Juherman dan Senator asal Lampung Bustami Zainuddin. Sedangkan Mudrick Setiawan Malkan Sangidu didampingi sejumlah aktivis di antaranya Tresno Subagyo (Sekretaris Mega Bintang), Sutoyo Abadi (Sekretaris KAMI Lintas Provinsi), Syukri Fadholi (FUI DIY) dan Rus Utaryono yang merupakan aktivis pergerakan asal Sragen.
Para aktivis tersebut banyak bertanya mengenai situasi dan kondisi nasional kekinian dan sikap politik DPD RI. Di antara isu yang mengemuka adalah perpanjangan jabatan Presiden menjadi tiga periode.
“Kami prihatin dengan hal tersebut. Kami sendiri berharap Pak LaNyalla tetap konsisten sesuai pernyataannya bahwa DPD RI akan menjadi palang pintu bagi terbukanya ruang jabatan Presiden tiga periode,” kata Mudrick.
Menurut Mudrick, arah perjalanan bangsa ini sudah tak lagi sejalan dengan cita-cita para pendiri bangsa. Pun halnya dengan Pancasila sebagai dasar Negara, sudah jauh melenceng ditinggalkan. “Saya menilai laju pemerintahan saat ini sudah tak sejalan dengan cita-cita para pendiri bangsa. Pancasila pun sudah ditinggalkan. Harus ada perubahan mendasar di negeri ini. People power adalah solusinya,” tegas Mudrick.
Sekretaris KAMI Lintas Provinsi, Sutoyo Abadi, juga menyayangkan tindakan lambat pemerintah terhadap pemenuhan kebutuhan mendasar masyarakat seperti minyak goreng.
Menurutnya, hal tersebut merupakan kegagalan pemerintah dalam menjamin ketersediaan kebutuhan mendasar di kalangan masyarakat.
“Bagaimana mungkin pemerintah bisa lalai dalam pemenuhan kebutuhan mendasar masyarakat seperti minyak goreng. Saya kira, dalam hal ini pemerintah kalah dari kartel minyak goreng,” tegas Sutoyo.
Ia sependapat dengan pernyataan Mudrick bahwa bangsa ini sudah jauh meninggalkan pondasi dasar Negara Pancasila dan UUD 1945. “Saya setuju dalam konteks mengembalikan arah perjalanan bangsa ini dengan jalan people power,” ucapnya.
Sedangkan aktivis FUI Yogyakarta, Syukri Fadholi, menyorot kenaikan BBM jenis Pertamax dan kelangkaan Solar. Menurutnya, hal tersebut akan berdampak luas pada naiknya kebutuhan dasar masyarakat. Ia menyoroti politik oligarki yang begitu kuat mencengkram Republik ini.
“Di tengah situasi ekonomi yang belum membaik, kenaikan ini melukai hati rakyat. Saya berharap Pak LaNyalla mendorong perbaikan bangsa ini agar jangan sampai tergadaikan dan dikuasai oleh para oligarki,” ujar Syukri.
Menurut Syukri, situasi saat ini tak bisa dibiarkan begitu saja. Harus ada yang mengkritisi pemerintah untuk kembali ke arah dan tujuan sebagaimana diamanatkan oleh Konstitusi.
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengupas satu-satu pandangan para aktivis senior tersebut. LaNyalla meredam hasrat politik para aktivis tersebut yang menginginkan terjadinya people power. Menurutnya, kritik harus dibangun atas dasar kecintaan terhadap bangsa ini yang orientasinya adalah kepentingan rakyat.