banner 728x90
Kediri  

Bupati Kediri Gelorakan Smart Farming untuk Petani Milenial

Bupati Kediri Gelorakan Smart Farming untuk Petani Milenial
Sejumlah Petani mileneal di Kabupaten kediri sedang mengecek data lewat smartphone

“Hari ini menghadapi perubahan iklim global, satu-satunya cara kita menghadapinya dengan bertani organik. Karena dinding sel lebih tebal 2-3 kali (dibandingkan) dengan bertani konvensional atau menggunakan pupuk kimia,” urainya.

Nugroho yang juga merupakan penemu MA -11 dan digital eco farming itu mengutarakan, laboratorium menjadi dasar mesin perombak biomassa yang menjadikan limbah menjadi super bokhasi, jerami menjadi superfit. Selain mendidik cara memproduksi mikro perombak alami MA-11, pelatihan yang dilakukan pada 11-12 Maret 2022 itu sekaligus mendidik petani bagaimana cara mengontrol standar.

“Kami punya lima standar yaitu standar limbah mentah, standar pupuk yang sudah diolah, standar kesehatan tanah, standar kesuburan massa vegetatif, dan standar massa generatif,” paparnya.

Dijelaskan, limbah mentah harus diangka 2000 uS/cm (micro siemens per centimeter.red ), limbah cair diangka 10000 uS/cm. Limbah yang sudah diolah atau super bokhasi harus diangka 4000 uS/cm, dan limbah cair atau bio farm harus diangka 20.000 uS/cm.

Kemudian, standar kesehatan tanah harus diangka 100 juta mikroba/ gram tanah. Standar massa vegetatif saat tanam tanah harus diangka 1000 uS/cm. Sedang, saat tanaman bunting (generatif) harus dijaga di angka 2000 uS/cm.

“Standar itu dikawal supaya terpenuhi semua tidak lewat mata tapi lewat digital. Digital angka tadi dikontrol oleh sensor yang ditanam di tanah,” urainya

Dari alat sensor itu, informasi dikirimkan melalui internet dan ditangkap melalui smartphone atau laptop. Dengan begitu, informasi mengenai kesuburan tanah dapat dikontrol dari manapun.

Sehingga bila standar yang ditentukan tidak terpenuhi dapat segera dilakukan langkah untuk menaikkan sebagai antisipasi. Ungkapnya (ABI)