BANDA ACEH (WartaTransparansi.com) – Pekan Olaharaga Nasional (PON) XXI di Aceh-Sumatera Utara tahun 2024, telah dideklarasikan di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Kamis (24/2/2022).
Menurut Menpora Zainudin Amali, dalam penyelenggaraan PON 2024 mendatang harus ada paradigma baru dengan 5 sukses, dan ada penekanan khusus pada sukses prestasi.
“Setiap penyelenggaraan multi even nasional, pada PON terutama, tuan rumah ingin sukses. Harus ada 5 sukses, yaitu sukses penyelenggaraan, sukses prestasi, sukses administrasi, sukses ekonomi, dan sukses pemanfaatan fasilitas pasca even,” katanya.
Dikatakan Amali, ada penekanan khusus pada sukses prestasi. Tidak bisa dipungkiri bahwa tuan rumah selalu menargetkan juara umum sebagai suatu keberhasilan. Itu akan didapatkan bila stok atlet berkualitas dalam jumlah melimpah. Hanya, hal ini terkadang yang membuat segala cara ditempuh guna tujuan mendulang medali yang akan terakumulasi menjadi klasemen tertinggi.
“Salah satu sukses di antara sukses lainnya adalah sukses prestasi. Biasanya sukses prestasi ini suka disalahartikan, ingin menjadi sukses dengan segala cara,” tukasnya.
“Kita akan mulai di PON Aceh-Sumut ini sukses prestasi diperoleh melalui pembinaan bukan mengambil atlet yang sudah dibina sejak dini oleh daerah lain kemudian dengan iming-iming supaya tercatat sebagai sukses prestasi, itu tidak bagus, tidak sehat untuk pembinaan olahraga kita,” tambahnya menekankan.
Menpora mengapresiasi Gubernur Aceh dan Sumatera Utara, yang berkomitmen dan berprinsip untuk memperkuat semua daerah dalam hal pembinaan atlet.
“Tujuan PON ini mengukur prestasi sejauh mana pembinaan di daerah selama empat tahun. Dari situ kita bisa melihat, daerah ini lemah lalu kita perkuat, daerah ini sudah cukup bagus ya sudah kita dorong untuk menjadi lebih baik lagi. Itu sebenarnya tujuan dari PON ini,” katanya.
Menpora Amali juga menyinggung soal kesiapan daerah dimulai sejak biding, dan setelah terpilih harus mempersiapkan perencanaan secara matang hingga pemanfaatan fasilitas pasca even.
“Saya tadi sengaja menampilkan contoh PON Papua berapa biayanya, itu agar daerah mempersiapkan kesiapannya. Kan gini, PON itu pada saat daerah mau biding sebagai tuan rumah itu sudah ada modal kesanggupan, itu yang paling penting. Dari kesanggupan itu apa yang bisa disupport oleh pemerintah pusat menjadi hal selanjutnya. Jadi utamanya PON itu leading daerah bukan pusat, jadi pusat akan melengkapi,” katanya.
Menurut Amali, ujung kesuksesan adalah harus sukses pemanfaatan berbagai fasilitas yang dibangun agar terus bermanfaat dalam pembinaan prestasi olahraga.
“Silakan, saran saya boleh belajar dari tempat penyelenggaraan PON sebelumnya, yang baik diambil, yang kurang diperbaiki. Setelah selesai even, fasilitas harus terus hidup. Terus terang selama ini kita belum sukses tentang hal ini, maka di PON Aceh-Sumut ini harus direncanakan dengan baik agar sukses pasca even dari segi pemanfaatan fasilitas,” ujarnya.
Menanggapi arahan, saran, dan harapan Menpora tentang berbagai target sukses PON, kedua gubernur menyambut baik, menyampaikan terima kasih karena sudah diingatkan sejak kesepakatan bersama, perencanaan yang matang, hingga sinergi pengelolaan berbagai fasilitas olahraga agar usai even tetap bermanfaat guna pembinaan atlet di daerah.
“Terima kasih Bapak Menpora, berbagai arahan dan peringatannya menjadikan Aceh semakin siap sebagai tuan rumah. Kami sudah sepakat dengan Gubernur Sumatera Utara, dan tahapan time line dan lainnya siap dijalankan,” kata Gubernur Aceh Nova Iriansyah.
Sementara Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan, “Pak Menpora rapat koordinasi telah kami lakukan, sudah disampaikan ke KONI Pusat dan dilaporkan kepada Bapak. Arahan tentang pasca even fasilitas tetap berfungsi sudah kami masukkan dalam perencanaan yang matang sehingga nanti terus dapat dipakai dan integrasi,” ucapnya.
Sementara Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman, mengatakan bahwa PON ke-21 Aceh-Sumut ini harus lebih baik dari PON-PON sebelumnya. Apalagi ini menjadi penyelenggaraan pertama dengan lebih satu provinsi sebagai tuan rumah.
“Arahan Pak Menpora harus kita laksanakan dengan baik, PON tahun 2024 harus lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Ini diselenggarakan lebih dari satu provinsi, harus koordinasi yang baik dan menjadi contoh,” katanya.
Penandatangan deklarasi dilakukan langsung oleh Menpora RI Zainudin Amali, Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman, Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haythar, Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Ketum KONI Aceh Muzakir Manaf, dan Ketum KONI Sumut John Ismadi Lubis. **