71 Persen Pasangan di Nganjuk Ikut KB

71 Persen Pasangan di Nganjuk Ikut KB
Peluncuran Pil KB di Nganjuk. Rabu (19/1/2022)

Kusnadi juga menerangkan stunting di Indonesia masih menunjukkan angka yang tinggi, dan diharapkan ditahun 2024 bisa memenuhi standar WHO, mencapai 14 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

“Dengan pencapaian melebihi target Presiden, Kabupaten Nganjuk bisa jadi percontohan di wilayah Jawa Timur,” pungkas Kusnadi.

Hasto Wardoyo pada kesempatan itu juga mengapresiasi pencapaian penurunan angka stunting di kabupaten Nganjuk.

“Peluncuran Pil KB untuk ibu menyusui di Nganjuk, karena Nganjuk mempunyai prestasi pencapaian angka Stunting di 9 persen. Dan itu kita apesiasi dan sebagai percontohan di daerah lain di Indonesia,” ujar Hasto.

“ASI ibu akan mempunyai kualitas baik dan banyak keluar kalau sering disedot sama bayinya. Dokter menyarankan menyusui 3 jam sekali. Karena setiap 3 jam perut bayi kosong. Jadi Ngek Jel, bayi nangis langsung kasih ASI,” ujar Hasto.

Terkait Pil KB yang diluncurkan hari ini, Hasto menerangkan pil hanya mengandung progesteron, sehingga tidak menghambat keluarnya ASI. “Selesai Nifas bisa konsumsi pil ini, Insya Allah air susunya lebih baik,” ungkap Hasto.

Hasto juga menyinggung dalam penurunan Stunting perlu peran dari remaja. “Remaja jangan hamil tidak dikehendaki. Angka kehamilan di Jawa Timur sudah bagus, tinggal kualitasnya diperbaiki,” ujarnya.

“Stunting bisa dicegah dengan menyusui eksklusif selama 6 bulan, dan ditambahi makanan sesuai saran dokter. Umur bayi 2 tahun ASI distop. Perkembangan otak anak hanya sampai 1000 hari, jadi dimasa 1000 hari benar benar dijaga,” ujar Hasto.

Hasto menerangkan stunting bukan keturunan genetik, stunting adalah anak terlantar, karena tidak diurus.

“Stunting kondisi tidak tercapainya potensional, dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan yang menyebabkan Stunting pertama sering sakit karena ASI tidak cukup, dan kedua makanan tidak cukup. Stunting pasti pendek yang pendek belum tentu Stunting,” ujar Hasto.

Ada beberapa kerugian mengalami Stunting. Yang pertama tidak bisa tinggi, kedua kurang cerdas, dan ketiga masa tua sering sakit. “Orang Stunting kasihan. Mencegah Stunting itu penting,” pesan Hasto.

Setelah acara, Hasto mengunjungi balai kesehatan KB Pemkab Nganjuk, didalam ruangan balai ada beberapa akseptor KB memasang implant. Kesempatan itu Hasto mempraktekkan langsung cara memasang implant yang benar.

Dari pantauan media ini, pelayanan KB Implant sebanyak 53 akseptor, pil KB menyusui sebanyak 30 akseptor, serta pelayanan IUD dan Implant tersebar di 20 Kecamatan di kabupaten Nganjuk sebanyak 297 Akseptor. (guh)