Oleh Wetly
Sore itu waktu sudah menunjukkan pukul 15.30 WIT. Rombongan kami bersiap melanjutkan perjalanan menuju gerbang perbatasan wilayah Indonesia-PNG, setelah sekitar 15 menit berhenti dan berfoto ria di kawasan tugu kembaran.
Dari pertigaan Tugu Kembaran Sabang Merauke, lokasi gerbang perbatasan Indonesia-PNG terisisa sekitar 3 km saja. Jalannya mulus, dan tak berkelok-kelok
Sebelum masuk ke area tugu titik Nol Km yang jaraknya tinggal sekitar 500 meter, rombongan diwajibkan melapor ke pos penjagaan yang dijaga oleh sejumlah personel TNI AD. Saya melihat hanya kepala rombongan yang turun dari mobil dan melapor. Selanjutnya, iring-iringan langsung menuju lokasi dan berhenti di area parkir yang sudah tersedia.
Saat turun dari mobil, saya menghirup udara sejuk, jauh dari polusi. Mata juga dimanjakan dengan asrinya kawasan perbatasan itu dengan banyaknya pepohonan tertata rapi. Sekitar 50 meter dari area parkir, tampak jelas tugu titik Nol KM.
Dan hanya berjarak 100 meter dari tugu titik Nol Km, tampak gapura berukuran besar berpagar besi. Lebarnya sekitar 12 meter dengan ketinggian lima meter. Di atas gapura tertulis PLBN (Pos Lintas Batas Negara) Sota.
PLBN Sota berbatasan langsung dengan Negara PNG, adalah sebuah pos dan tempat pemeriksaan lalu lintas keluar masuk manusia dan barang antar negara. Sekaligus merupakan etalase kemajuan Indonesia di batas negara. PLBN Sota juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, khususnya lokal.
Meski terhalang dengan pagar besi, saya sempat berbicara dengan Koordinator Security PLBN Sota, Roy Malioy. Menurutnya, selama menjaga perbatasan tidak ada kejadian-kejadian krusial yang dapat mengganggu keamanan Negara Republik Indonesia (NKRI). Bahkan dengan Masyarakat PNG bisa saling kenal, karena mereka sering bulak balik ke PLBN Sota.
Sota, lanjutnya, menjadi daerah yang sering dikunjungi oleh warga PNG, khususnya warga Desa Wariaber. Ini karena mereka sering melakukan jual-beli. Bahkan, ada pula beberapa warga mereka yang bersekolah di distrik Sota.