Vaksin Booster akan Dimulai, Ini Efek Sampingnya 

Vaksin Booster akan Dimulai, Ini Efek Sampingnya 

JAKARTA (WartaTransparansi.com) – Pemerintah akan memulai program vaksinasi booster atau dosis ketiga pada 12 Januari 2022.

Sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), vaksin booster akan diberikan ke penduduk usia di atas 18 tahun. Namun, vaksinasi booster ini akan diprioritaskan untuk kalangan lansia, utamanya yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan.

Dilansir dari Antaranews, Sabtu (8/1/2022) Pihak Pfizer-BioNTech dan Moderna telah melakukan pengujian terkait efek samping dosis ketiga atau booster vaksin mereka.

Pihak Pfizer sendiri menyatakan bahwa efek samping yang paling umum dirasakan yakni berada pada tempat suntikan. Dan banyak dialami oleh 83 persen peserta nantinya.

Selain itu, efek samping lain yang sangat umum pada penerima booster Pfizer yakni kelelahan yang dilaporkan 63,7 persen peserta, dan sakit kepala sebesar 48,4 persen peserta.

Bahkan, efek samping seperti nyeri oto, dan kedinginan juga bisa timbul namun hanya beberapa orang.

Sementara uji coba Pfizer kepada orang dewasa berusia 65 tahun ke atas lebih kecil kemungkinannya mengalami gejala dan efek samping seperti flu setelah menerima suntikan, dibandingkan dengan usia 18-55 tahun.

Tidak hanya Pfizer, berdasarkan data yang diuji oleh pihak Moderna, dosis ketiga vaksin Moderna juga menyebabkan efek samping atau gejala yang serupa pada penerimanya seperti rasa sakit di tempat suntikan sebagai yang paling sering dilaporkan peserta sebanyak 76 persen.

Gejala paling umum lainnya berupa kelelahan dan nyeri otot, sakit kepala dan nyeri sendi. Efek samping lain yang dilaporkan peserta juga mencakup menggigil, demam dan mual.

Dalam hal ini, Pemerintah pun menyiapkan 3 opsi terkait program vaksinasi ini, yaitu program pemerintah, penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan, dan mandiri alias berbayar. **