Eri Dianugerahi Gelar Adat Minahasa Tonaas Wangko

Eri Dianugerahi Gelar Adat Minahasa Tonaas Wangko

“Toleransi umat beragama, khususnya yang dicontohkan keluarga besar Sulawesi Utara bisa memberikan kekuatan dan harus terus kita jaga bersama, karena agama apapun harus merasa nyaman dan  tenang saat beribadah di Kota Surabaya,” terang dia.

Eri mengaku, bahwa ia tak ingin ada perbedaan suku dan agama, melainkan satu untuk menjadi bagian dari pembangunan Kota Surabaya. Artinya, dalam menjaga toleransi beragama, seluruh elemen masyarakat harus mampu untuk menjaga keutuhan Negara Indonesia melalui Bhineka Tunggal Ika.

“Kerukunan ini harus terus terjaga, khususnya di Kota Surabaya saya tidak ingin lagi ada ajaran yang saling menjelekkan satu sama lain. Tetapi yang ada di Kota Surabaya adalah satu, saling menguatkan, saling menjaga, saling menghargai dan saling memiliki, bahwa kita adalah keluarga besar Kota Surabaya,” ungkap dia.

Melalui perayaan ibadah Natal K2SI, Eri berharap K2SI bisa bersama-sama menguatkan toleransi beragama di Kota Surabaya. Menurutnya, dengan kerukunan dan doa dari seluruh  umat beragama, mampu membuat Kota surabaya dijauhkan dari semua bencana dan malapetaka.

“Saya titip Kota Surabaya kepada bapak ibu semuanya, saya yakin doa seluruh masyarakat akan membuat Surabaya menjadi kota yang aman dan menjadi kota yang tenang,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum K2SI, Febe Frida Enoch turut menyampaikan terima kasih atas kehadiran Wali Kota Eri dalam Perayaan Natal sekaligus HUT K2SI yang ke-4. Ia mengajak seluruh anggotanya untuk melakukan pengabdian dan ikut andil dalam menjaga toleransi beragama di seluruh Indonesia, khususnya Kota Surabaya.

“Kita mengajak untuk mewujudkan rasa toleransi dengan penuh kedamaian. Kehadiran K2SI adalah sebagai wujud pengabdian, dimana kehadirannya mampu untuk memberikan manfaat kepada masyarakat, terutama dalam kemuliaan nama Tuhan,” ujar Frida. **