Jemaah “Markaz Sholawat” Menangis

Jemaah “Markaz Sholawat” Menangis
Gus Isroqi Nur Muhammad mampu menghipnotis ribuan Jamaah hingga menangis tersedu sedu.

Apalagi, saat maqallul qiyam Gus Roqy dengan bahasa lisan yang merdu dan bahasa hati yang menyentuh seperti menyusup ke alam surgawi, melihat kemuliaan Allah: “Ya Nabi salam alaika, ya Rasul salam alaika. Ya habib salam alaika, sholawatullah ‘alaika. Wahai nabi, salam sejahtera untukmu, Wahai Rasul salam sejahtera untukmu. Wahai kekasih, salam sejahtera untukmu dan sholawat (Rahmat) Allah untukmu. Bulan purnama telag terbit menyinari kami, pudarlah purnama-purnama lainnya.”

Usai diisi sholawat dari rombongan sholawat, ratusan Jemaah khususnya anak-anak diselingi berebut perabotan rumah tangga, seperti handuk, baskom, sapu, piring, siwur, wakul, cangkir, teko, hanger, dan tempat tisu, serta pohon pisang ‘uang’.

Menurut Gus Miftah Soddiq As-Syafii yang mempelopori peringatan maulid Nabi di Markaz Sholawat, semata-mata untuk membahagiakan dan membuat umat Baginda Rasulullah SAW lebih mensyukuri atas kelahiran beliau.

“Tahun-tahun sebelumnya, beberapa habbaik ikut hadir dan memberikan semangat kepada umat. Tapi, tahun ini kami menginginkan suasana lain, dengan berbagi kebahagiaan dan kesenangan terutama anak-anak agar lebih cinta kepada baginda Rasulullah,” paparnya.

Suasana lebih hidup, adanya mauidloh hasanah dari Gus Peyek yang mampu mengajak Jemaah untuk cinta Rasulullah dalam contoh prilaku sehari-hari dan dilakukan dialog dengan para samiin (pendengar) pengajian.
Mulai dari anak-anak, para janda dan gadis diajak naik ke atas panggung untuk memahami maknah hidup dan diberi reward uang seratus ribu dan lima puluh ribuan. “Rasulullah itu juga loman (dermawan) saya ingin mencontohkan langsung kepada anak-anak dengan membaca doa dan sholawat. Begitu yang ibu-ibu juga diarahkan untuk taat kepada suaminya,” ulas Gus Peyek. (mat)