Kesetaraan gender, lanjut Khofifah, bukan persaingan antara perempuan dan laki-laki. Namun memastikan kaum perempuan dan laki-laki memiliki aksesibilitas yang sama terhadap sumber daya, serta dapat berpartisipasi dan terlibat dalam proses pembangunan tanpa pembatasan.
“Kekerasan seksual, perkawinan dini, perbedaan upah, kematian ibu dan anak, hingga stunting bukan hanya permasalahan perempuan, tapi masalah kemanusiaan yang harus dituntaskan bersama-sama antara laki-laki dan perempuan,” ujarnya.
Untuk diketahui, APE merupakan penghargaan yang diberikan kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang dinilai telah berkomitmen dalam pencapaian dan perwujudan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak, serta memenuhi kebutuhan anak. Penghargaan ini sebagai bentuk pengakuan atas komitmen dan peran para pimpinan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dalam upaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam Strategi Pengarusutamaan Gender (PUG).
PUG merupakan indikator pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Verifikasi lapangan oleh tim verifikator independen pun dilakukan untuk melihat lebih dalam, lengkap, komprehensif, dan objektif atas data dan informasi terkait hasil pelaksanaan strategi PUG berdasarkan isian formulir tersebut.
“Saya berharap, kedepan pemahaman akan kesetaraan gender di masyarakat semakin baik. Dengan begitu, perempuan-perempuan di Jawa Timur dapat semakin sejahtera dan terhindar dari berbagai bentuk kekerasan yang disebabkan faktor sosio-budaya,” pungkasnya. (*)