Diakuinya untuk persaingan di cabang olahraga tinju nasional, saat ini memang merata. Tetapi, harus diakui tuan rumah Papua, Jabar, Sulut dan NTT patut diperhitungkan. “Karena itulah, kita tetap harus waspada di Jayapura di mana cabor tinju dipertandingkan,” pintanya.
Nedi –panggilan Ketua Harian Pertina Jatim Mikdon Tanaem—sendiri juga optimis dengan peluang kedua petinju Jatim tersebut. Secara teknis, Mofu sudah berpengalaman sebagai petinju senior. Sementara Mendy memang petinju pendatang baru. Tetapi potensi yang dimiliki sudah ditunjukkan di Pra PON XX lalu. “Keduanya punya kelebihan yang bisa dimanfaatkan setelah beberapa bulan digembleng dalam puslatda,” papar Nedi yang juga promotor tinju internasional ini.
Sementara itu, Mofu yang ditemui terpisah mengatakan, dia tahu betul kondisi dan situasi di Papua. Karena memang Mofu dan Mendi merupakan petinju putra Papua. Namun saat ini berdomisili di Jawa Timur. “Meskipun saya orang Papua, bukan berarti hati saya di Papua. Saat ini saya sebagai orang Jawa Timur yang siap memberikan yang terbaik bagi Jatim di PON XX nanti,” paparnya.
Mofu yang pernah menjalani pelatnas tinju mengakui, di kelasnya memang persaingan sangat berat. Karena banyak petinju nasional yang akan turun. Tetapi, dia tak merasa gentar, karena sudah sering berjumpa dan juga pernah mengalahkannya. “Kini tinggal bagaimana di PON nanti siapa yang paling siap ya itu yang akan meraih kemenangan,” tutupnya. (sr)