Dari 7 provinsi tersebut masing-masing ditunjuk 5 kab/kota sebagai lokus percontohan, sehingga total ada 35 kab/kota seluruh Indonesia yang menjadi pilot project. Selanjutnya, dari tiap kabupaten tersebut akan dipilih kembali 5 kecamatan, dan dari tiap kecamatan akan dipilih 5 desa.
Untuk selanjutnya, pada tahap kedua nantinya program ini akan dilakukan di 25 kab/kota.
Wakil Presiden Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin menekankan upaya pemerintah untuk mencapai target menghilangkan kemiskinan ekstrem pada akhir tahun 2024. Penurunan kemiskinan ekstrem menjadi nol persen ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Suistanable Development Goals (SDG’s) yang memuat komitmen global untuk menghapuskan kemiskinan ekstrem pada tahun 2030.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, kemiskinan ekstrem Jatim tahun 2021 mencapai angka 4,4% dengan jumlah penduduk miskin ekstrem sebesar 1.746.990 jiwa. Jumlah ini 38,20% dari jumlah penduduk miskin Jatim.
Jumlah penduduk miskin ekstrem Jatim tahun 2020 sebanyak 1.812.210 orang (nasional 10,54 juta orang), kemudian tahun 2021 sebesar 1.746.990 orang (nasional 10,86 juta orang). Sedangkan jumlah penduduk miskin Jatim tahun 2020 sebanyak 4.419.100 orang (nasional 26,42 juta orang), kemudian tahun 2021 sebanyak 4.572.730 orang (nasional 27,54 juta orang).
Program Bansos Usaha Ekonomi Produktif Kelompok Usaha Bersama (KUBE), serta program pemberdayaan usaha perempuan (JATIM PUSPA).
Tidak mudah menurunkan dengan drastis kemiskinan ekstrem, jika tidak melakukan gerakan massal pula. Minimal ada gerakan (1) mencintai dan membeli produk lokal dan dalam negeri; (2). Kebijakan pemberantasan korupsi lebih profesional dan berdaya manfaat tinggi.
(3) mengendalikan devisa untuk memangkas beban hutang negara. (4) mengendalikan produk asing atau import supaya tidak mendominasi, (5) menjaga keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan menggerakkan ekonomi, bukan sekedar memberi bantuan makan walau hanya sehari.
Tidak mudah, tetapi jika menjadi gerakan massal nasional, maka akan menjadi mode baru pengentasan kemiskinan ekstrem sekaligus memberdayakan warga dengan status ekonomi rentan.
Bahkan jauh lebih hebat bermartabat, jika memeta kemiskinan ekstrem dan kemiskinan pedesaan dan perkotaan dengan data valid, sekaligus mencari terobosan untuk mengatasi dan mengantisipasi.