Taliban menunjukkan sikap ramah. Membawa perdamaian. Menawarkan amnesti dan abolisi. Mengayomi semua, termasuk bekas musuhnya. Mereka meniru Rasulullah ketika membuka Kota Mekah pada tahun 8 Hijriyah. Mantan Wapres Jusuf Kalla sampai berkomentar, Taliban sekarang berbeda dengan 20 tahun lalu.
Mereka bersikap keras/tegas terhadap orang kafir sudah ditunjukkan yang tetap tidak mau menerima tawaran apapun dari Amerika. Akhirnya Amerika mau hengkang dengan jaminan dari Taliban bahwa selama masa penarikan pasukan, Taliban tidak menyerang mereka.
Taliban berjihad di jalan Allah dengan prinsip hidup mulia atau mati syahid. Nah, cita-cita mati syahid inilah yang sulit dicari pada diri tentara profesional. Tidak takut terhadap celaan, bully, hinaan orang-orang yang memang dibayar untuk mencela. Ya buzzer begitulah.
Mereka berjuang dengan harta dan jiwanya. (Quran: Shaf 12). Mereka yakin perjuangan suci harus pula menggunakan biaya yang suci, termasuk dari infaq dan sedekah. Untuk itulah mereka tidak mau menggunakan hasil bisnis opium sebagai sumber dana perjuangan.
Mereka sangat yakin jika menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman sebagai penolong, maka akan menjadi pihak yang menang.
Mereka sudah membuktikan itu sejak melawan imperialis-komunisme Uni Soviet. Inilah rahasianya mengapa Taliban menjadi satu-satunya kelompok mujahidin yang tetap eksis.
Pada saat melawan Uni Soviet setidaknya ada sekitar 12 kelompok mujahidin atau perlawanan. Setelah Soviet hengkang, terjadilah audisi. Ada yang berubah menjadi raja-raja kecil, ada yang layu. Pada saat menghadapi penjajahan Amerika, praktis Taliban berjuang sendirian. Artinya Taliban sudah menjalani seleksi kelompok yang sangat ketat.
Bangunan yang kokoh
Ketiga, Taliban berjuang tanpa membawa warna primordialisme seperti mazhab, etnis, suku, paham politik. Mereka berpijak pada Islam yang dibawa Rasulullah.
Bisa jadi model inilah yang disimbolisasi dengan bendera atau panji-panji hitam. Artinya Islam yang hanya satu. Misi yang satu. Khittah yang satu. Tidak berwarna-warna. Bukan atas nama aliran ini aliran itu. Organisasi ini organisasi itu. Kelompok ini kelompok itu. Hanya satu warna. Ummatan wahidah (umat yang tunggal).
Dengan begitu, Pasukan Imam Mahdi yang berpanji warna hitam tidak harus diartikan mesti membawa bendera hitam. Melainkan satu kesatuan pasukan yang utuh tanpa membawa sentimen primordialisme. Merupakan agregasi pejuang Islam apapun asalnya kemudian lebur menjadi pasukan yang tunggal.
Pasukan itu seperti dilukiskan di Quran surah As Shaf ayat 4.
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”
Kalau Pasukan Berpanji Hitam dipersepsi secara tekstual akan sangat mudah dimanipulasi. Suatu conton ISIS yang menggunakan bendera hitam. Itu jelas manipulasi karena ISIS itu bikinan zionisme Amerika-Israel untuk menghancurkan ukhuwah umat Islam.
Keempat, Taliban sudah menunjukkan diri sebagai kekuatan yang tidak terkalahkan. Artinya ini pas dengan eksistensi Pasukan Berpanji Hitam Imam Mahdi sebagai pasukan yang tidak akan terkalahkan.
Rabbi a’lam
Mohon tidak langsung setuju, like and share tulisan ini. Bacalah secara kritis. Telitilah lebih dulu. Di era disinformasi ini harus dibudayakan meneliti setiap informasi agar tidak menimbulkan kehancuran suatu kaum. Hal itu ditegaskan Quran: Al Hujurat 6).
Astaghfirullah. Barokallahu li walakum. (*)
Anwar Hudijono, Penulis tinggal di Sidoarjo,Jawa Timur