Begitu juga dengan prinsip demokrasi, harus dilaksanakan dengan jiwa gotong royong yang saling bermusyawarah untuk mufakat dan bukan dengan diktator mayoritas maupun tirani minoritas oleh penguasa maupun pemilik modal.
Terakhir, prinsip Keadilan Sosial atau Kesejahteraan juga harus dilandasi jiwa gotong royong yang memberikan kesempatan semua warga negara untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan bersama-sama menikmati hasil-hasil pembangunan itu secara kekeluargaan serta bukan ekonomi yang dikuasai dan dikendalikan segelintir elite ekonomi saja.
Gotong royong dalam prinsip Pancasila ialah berkeadilan secara profesional dan proporsional, sehingga saling memberikan manfaat dalam berbangsa, bernegara, dan beragama.
Saling bersinergi dalam mewujudkan kebersamaan dalam menangani berbagai persoalan kebangsaan, kenegaraan, kebergan dan kemajemukan beragama serta berbudaya.
Dalam pidato ilmiah pengukuhan Bung Karno sebagai Doktor Honoris Causa di Universitas Gajah Mada tanggal 19 September 1951, Bung Karno menegaskan bahwa dirinya bukanlah Pencipta Pancasila, tetapi sekedar Penggali Pancasila karena nilai-nilai Pancasila itu sudah hidup lestari dalam hati sanubari dan kebudayaan bangsa Indonesia.
Tesis Bung Karno tentang nilai-nilai gotong royong sebagai suatu nilai yang hidup dalam sanubari bangsa Indonesia saat ini terbukti dengan hasil survei lembaga Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index 2018. Menurut hasil survei tersebut bangsa Indonesia menempati urutan negara pertama sebagai bangsa yang dikenal paling dermawan di seluruh dunia. Hal itu membuktikan bahwa jiwa gotong royong dan tolong menolong serta solidaritas sosial bangsa Indonesia adalah jiwa bangsa yang hidup di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Modal ideologis dan sosiologis bangsa Indonesia sangatlah besar untuk dikembangkan menjadi partisipasi sosial sebagai energi bangsa menghadapi penanganan Covid-19.
Kamis (5/8/2021) PT Hartono Wira Tanik (HWT) melalui Dirut Heru Budo Hartono menyerahkan bantuan kepada Pemerintah Kota Surabaya melalui Wali Kota Eri Cahyadi di halaman Balai Kota, dengan menyumbangkan uang tunai sebesar Rp 2 miliar.
Selain itu, ada enam stakehokder yang menyalurkan bantuan kepada Pemkot Surabaya, diantaranya Konsul Kehormatan Belanda dan Mitra mengirimkan bantuan berupa lima unit tenda lorong 2,07 (2.300) minyak goreng, 15.250 pcs surgical masker, 740 masker KN95, 20 box vitamin C, 350 pcs disposable apron, 400 pcs nurse cap non woven, 50 pcs geogle mask, 100 pcs face shield, 100 pcs alat pelindung diri (APD), 150 box susu Frisian Flag dan uang tunai senilai Rp 120 juta.
Bantuan sejumlah pihak kepada Pemkot Surabaya dalam penanganan Covid-19, merupakan gotong royong sebagai perwujudan kebersamaan berbangsa, bernegara dan beragama sebagai hakiki bangsa Indonesia.