Tiga cabang
Pasti Qorun tidak akan sendiri. Pasti akan disertai Firaun dan Haman. Mereka pada dasarnya satu tubuh tiga cabang. Mereka persekutuan abadi. Satu yang tiga, tiga yang satu.Bisa disimbolkan segitiga sama sisi. Meski dibolak-balik sehingga menyerupai bintang segi enam tetapi tetap substansinya.
“Pergilah kamu mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang.” (Quran: Al Mursalat 30).
Siapa yang punya tiga cabang itu? Itulah setan besar. Big-bos penghuni neraka. Yang kita lempari di Mina sertiap musim haji dalam wujud simbolik Jumrah Ula, Jumrah Tsani dan Jumrah Aqaba.
Bisa saja setan besar ini akan menjilma dalam alam virtual. Alam maya. Sebagai sistem ideologi. Firaun akan muncul sebagai despotisme. Qorun sebagai kapitalisme. Dan Haman sebagai liberalisme.
Despostisme menjadikan umrah dan haji alat kekuasaan yang menindas. Memecah belah umat dengan membentuk klaster-klaster haji. Ada haji vvip, vip, ekonomi, haji jalan kaki, umrah/haji plus, plus-plus. Menjadi alat politik kekuasaan yang dhalim.
Liberalisme Haman yang sangat cerdas akan menciptakan piranti sihir yang dipadukan dengan sains. Jika jaman Musa hanya menggunakan seutas buhul (tali), yang itu pun sudah menggetarkan Musa. Di Jaman Rasulullah ada istri Abu Lahab yang menggunakan seutas buhul di kalung yang mampu membakar kedengkian Quraisy terhadap Nabi.
Bisa saja Neo Haman menciptakan jutaan buhul berbahan besi dan tembaga. Sejak jaman Daud mereka berusaha menguasai besi tapi dikalahkan Daud. Nabi Sulaiman menguasai tembaga yang mengalir sehingga setan tak mampu merebutnya. (Quran: As-Saba’ 12).
Buhul Haman ini menghubungkan kekuatan sihir yang bergerak sangat cepat turun dari langit ke bumi dan dari bumi naik ke langit. Mungkin kelak disebut internet yang bergerak antara server di perut bumi atau bawah laut dan yang di atas disebut satelit. Mungkin lo. Selebihnya Rabbi a’lam. Tapi yang jelas namanya bukan kentongan, simbukan atau bagong.
Bisa saja akan muncul dengan alat yang menjadikan setiap jamaah umrah dan haji tanpa sadar membawa konten maksiat dan mungkarat, materi najis, pesan kekafiran ke dalam Baitullah. Piranti yang bisa menyanyikan lagu setan di dalam Baitullah sehingga merusak ibadah orang lain. Dari piranti itu di Baitullah bisa menyebar hoax, fitnah, memecah belah ukhuwah.
(Mungkin di awal abad ke-21 disebut gadget, android, telepon pintar dsb. Adapun sistem pengaturnya disebut artificial intelligent). Mungkin lo. Sekali lagi mungkin. Yang pasti namanya bukan bakiak atau cilok.
“Wa min syarrin naffastati fil uqod (Dan dari kejahatan penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya).” (Quran: Al Falaq 4).
Haman akan bekerja sama dengan setan-setan ahli bangunan yang dulu ditaklukkan Sulaiman. Mereka akan membangun kuil-kuil Namrud dan Firaun yang megah menjulang tinggi untuk menutup Masjidilharam. Akan menciptakan matahari dunia yang kemilau cahaya bisa dilihat dari jarak 25 kilometer untuk menyuramkan cahaya Allah.
Tobat akbar
Oh.. betapa sedihnya. Padahal haji adalah persaksian bahwa manusia itu sama. Hanya takwa yang membedakan di hadapan Allah. Haji adalah bentuk syiar Islam internasional. Diikuti umat Islam di seluruh dunia. Bukan ibadah lokal atau regional.
Haji adalah wujud persaudaran umat Islam tanpa sekat-sekat jabatan, ras, kebangsaan, kekayaan. Umrah dan haji adalah refleksi kesahajaan, ketawakalan Ibrahim, Hajar, Ismail. Umrah dan haji adalah simbol penciptaan manusia. Dari Allah dan pasti akan dikembalikan kepada Allah. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
Kita segera tersadar dari lamunan. Kontan ingat Surah An Nasr yang mengabadikan Fathul Mekah.
“Fasabbih bi hamdi rabbika wastaghfirhu innahu kana tawwaba.”(Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan memohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima Tobat).
Sudah saatnya kaum muslimin melakukan tobat akbar secara global sejalan dengan eksistensi haji sebagai ibadah akbar dan global.Tobat, istighfar itulah kunci memperoleh pertolongan dan rahmat Allah.
“Rabbi adhilni mudkhala sidqi wa akhrijni mukhraja sidqi waj-alli min ladunka sulthanan-nashira. Wa qul jaal haqqu wa hazaqal bathil innal bathila kana zahuqan (Ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan (pula) aku ke tempat yang benar dan berikankah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong (ku). Dan katakanlah, kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap. Sungguh yang batil itu pasti lenyap. (Quran: Al Isra 80-81).
Rabbi a’lam (Tuhan lebih dan paling tahu).
Astaghfirullah. Barokallahu li walakum.(*)
Referensi:
• Muhammad Husain Heikal, Sejarah Hidup Muhammad, Tintamas Indonesia 1978.
• Dr Ali Shariati, Haji, Penerbit Pustaka Bandung 1995.
•Sumber-sumber lain.