Kegagalan menggelar kompetisi tahun lalu seharusnya menjadi pelajaran. Tidak tegasnya LIB memutuskan sikap membuat situasi mengambang yang pada ujungnya ternyata tidak ada kompetisi. “Jangan sampai hal yang sama terulang tahun ini. Jika sampai akhir Agustus 2021 belum ada kepastian, kami mengusulkan segera diputuskan nasib kompetisi secara definitif. Ini lebih baik daripada membiarkan mengambang tanpa kepastian,”ujarnya.
Kalaupun Agustus bisa jalan, Persebaya berharap kompetisi tidak molor. Tetap berakhir pada Maret 2022, seperti yang dijadwalkan semula. Ini berkait dengan durasi kontrak pemain. Begitu juga dengan sponsor. Kalau sampai molor, tentu akan memberi beban tambahan bagi klub.
“Menurut hemat kami, masih sangat memungkinkan untuk menggelar kompetisi pada periode Agustus 2021 sampai Maret 2022. Salah satu opsinya bisa dengan memangkas masa jeda antar series saat kompetisi berjalan dengan sistem semi bubble to bubble. Memadatkan jadwal dari satu pertandingan setiap minggu, menjadi tiga pertandingan dalam dua minggu juga bisa dilakukan dan masih memungkinkan. Mengacu pada Piala Menpora 2021,” sarannya. (sr)