Ekbis  

Mangga Klonal 21 Dipalsu, Petani Minta Tindakan Tegas Pemkab Pasuruan

Mangga Klonal 21 Dipalsu, Petani Minta Tindakan Tegas Pemkab Pasuruan
Kepala Desa Rombo Wetan H.Hariono ikut menjadi duta promosi mangga klonal 21

Lebih lanjut dikatakan olehnya, saat ini sedang memasuki masa panen mangga apukat khususnya di wilayah Kecamatan Rembang yang merupakan sentra varietas unggul mangga klonal 21, namun tidak seluruhnya mangga dapat dipanen.

Banyaknya permintaan atau order mangga apukat dari berbagai wilayah, membuat beberapa oknum pedagang membeli mangga varietas lain untuk diberi merk menjadi mangga apukat. Hal ini sangat merugikan kami selaku petani asli mangga apukat.

Tak lama lagi atau sekitar 2sampai 3minggu kedepan, masa panen raya mangga apukat di tempat kami. Harga saat ini mangga apukat asli per kilo berada di pasaran Rp.40ribu. Sementara mangga varietas lain (klonal 21 sulapan) hanya Rp 15ribu s/d Rp.20ribu tiap kilonya,”beber Harianto.

“Harapan kami para petani mangga klonal 21 pada Pemkab Pasuruan untuk melakukan tindakan tegas pada para pedagang licik yang telah memalsukan mangga apukat asli Kab.Pasuruan yang telah memiliki hak paten dari pemerintah,” pungkasnya.

Sementara itu dari penelusuran Warta Transparansi.com, setidaknya ada beberapa ciri tertentu antara mangga apukat klonal 21 dengan mangga varietas lain, diantaranya yakni bentuk dan warna serta rasa.

Bentuk atau ciri mangga klonal 21 khas Kab.Pasuruan berwarnanya lebih hijau matang dan memiliki rasa tidak seperti mangga gadung biasanya atau lebih berserat dan padat. Sementara jika mangga gadung varietas lain jika dibelah ditengah maka akan terlihat sangat beda dengan mangga apukat klonal 21, pun demikian dari aroma mangga apukat tidak begitu nyegrak (menyengat) dari mangga lainnya.(*)