Tajuk  

Kerinduan Masyarakat dengan Harmoko

Oleh : Djoko Tetuko, Pemimpin Redaksi Wartatransparansi

Kerinduan Masyarakat dengan Harmoko

Pada tahun berikutnya (1966-1968), Harmoko menjabat sebagai pemimpin dan penanggung jawab Harian Mimbar Kita. Pada tahun 1970, bersama beberapa temannya, menerbitkan harian Pos Kota.

Sebagai menteri Penerangan, Harmoko mencetuskan gerakan Kelompencapir (Kelompok Pendengar, Pembaca dan Pirsawan) yang dimaksudkan sebagai alat untuk menyebarkan informasi dari pemerintah. Harmoko pun dinilai berhasil mempengaruhi hasil pemilihan umum (Pemilu) melalui apa yang disebut sebagai “Safari Ramadhan”. Sebagai Ketua Umum DPP Golkar, Harmoko dikenal pula sebagai pencetus istilah “Temu Kader”. Terakhir, menjabat sebagai Ketua DPR/MPR periode 1997-1999 yang mengangkat Soeharto selaku presiden untuk masa jabatannya yang ke-7. Namun kemudian Harmoko pula memintanya turun ketika gerakan rakyat dan mahasiswa yang menuntut reformasi.

Sebuah kenangan ketika HPN dan Porwanas di Surabaya, Harmoko begitu piawai sebagai tokoh pers dengan meyakinkan pemerintah dan masyarakat, bahwa pers menjadi kebutuhan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Meresmikan THR Surabaya Mall, juga melakukan safari jurnalistik dan sentuhan profesional dunia kewartawan lainnya.

Sikap media ini menyatakan kerinduan masyarakat terhadap Harmoko, karena sosok tokoh pers dari Patianrowo, Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, begitu sejuk di hati masyarakat.

Media ini memang tidak menulis “Selamat Jalan Harmoko” karena kekayaan ide dan kenakalan dalam karyan jurnalistik Harmoko masih selalu menyapa dalam berbagai kehidupan berbangsa dan bernegara. Paling tidak dalam bahasa Surabaya (plesetan, gurauan) nama Harmoko masih menyegarkan masyarakat apalagi menghadapi tekanan pada masa pandemi Covid-19.

Harmoko (dalam plesetan) dilafalkan “Hari-Hari Omong Kosong”. Tetapi itulah kehidupan selanjutnya berbangsa, bernegara, dan beragama ternyata banyak diwarnai “Hari-hari Omong Kosong”. Renungkanlah!

Bahkan, pada era digital setiap detak jantung dan setiap detik informasi diwarnai “Hari-hari Omong Kosong”. Dengan pergelaran berita dan informasi hoaxs.

Harmoko sendiri masih menjadi kerinduan amat mendalam masyarakat dengan pengumuman harga bahan kebutuhan pokok pada era Orde Baru. Juga ketenangan dalam menyikapi berbagai permasalahan kebangsaan. Itulah Harmoko selamanya dalam kenangan wartawan.