Tajuk  

PTM Jangan “Bunuh Diri”

Oleh : Djoko Tetuko, Pemimpin Redaksi Wartatransparansi

PTM Jangan “Bunuh Diri”
Djoko Tetuko Abdul Latief

Namun, pada saat beberapa kali uji coba PTM dilakukan sejumlah sekolah/madrasah, justru secara global internasional dan nasional, virus Corona meradang menyerang dengan cepat kilat hingga kasus bertambah dan pasien meninggal dunia juga terus bertambah.

Daerah Khusus Ibukota Jakarta, sudah menarik rem untuk kembali melaksanakan PPKM Mikro lebih ketat. 3 kabupaten di Jatim kembali ke zona merah, Bangkalan, Ponorogo, dan Ngawi. 34 daerah dalam ancaman karena sudah berada di zona oranye.

Delapan belas bulan Covid-19 masih mengancam dan menyebarkan penukaran, berdampak pada pembelajaran jarak jauh (PJJ). Plus minus PJJ terus menuai protes dan harapan segera digelar PTM.

Salah satu kelemahan sehingga menimbulkan
kesenjangan pendidikan dan pembelajaran, karena sarana pembelajaran tiap daerah, serta berbagai persoalan PJJ yang membuat proses belajar tidak maksimal. Bahkan perlu ada penyesuaian agar kebijakan model pembelajaran tiap daerah sesuai situasi.

Apalagi, tujuan pembelajaran atau instructional objective adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.

Pro kontra dan plus minus PJJ daring, sudah terungkap dengan berbagai kondisi riil dengan persoalan berbeda-beda. Tetapi PTM jangan sampai karena gengsi atau tekanan politik.

PTM wajib kembali memikirkan menuju proses pendewasaan peserta didik. Tentu saja syarat pendewasaan harus sehat wal afiat, bukan memaksanakan kehendak. Apalagi karena kebijakan politik.

Ketua Fraksi Partai Golkar (FPG) DPRD Jatim, Kodrat, Kamis (24/6/2021) menyatakan bahwa merujuk dari Ketua Tim Kuratif Satgas Covid-19 Jatim, dr Jhony Wahyuhadi, temuan baru dari hasil genome sequencing ITD Unair menghasilkan 11 sampel yang dites terkonfirmasi varian delta. Semula 8 lalu bertambah 11 sehingga menjadi 19 kasus varian delta India.

Oleh karena itu, PTM paling utama memperhatikan keselamatan dan kesehatan siswa dan guru. Jika dipaksnakan karena gengsi dan tekanan politik kemudian menimbulkan korban pendidik dan peserta didik, maka itu sama dengan “Bunuh Diri”.