Tiga provinsi yang mengandalkan pariwisata dengan mobilitas terendah yaitu Bali, Yogyakarta, dan Kepulauan Riau sedangkan tiga provinsi lain dengan mobilitas tertinggi yakni Maluku Utara, Bengkulu, dan Sulawesi Tenggara.
Oleh karena itu,
sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 10 Tahun 2021, pelaksanaan koordinasi dilakukan oleh pemerintah daerah (Pemda) dengan Satuan Tugas Penanganan COVID-19, dikoordinasikan oleh Pangdam di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, Kepulauan Riau (Kepri), Kalimantan Barat, dan Kalimantan Utara.
Berbagai ancaman penyebaran Covid-19, maka fokus penanganan. Pertama, saat penerimaan kedatangan para PMI dilakukan dengan protokol kesehatan ketat, baik itu melalui dengan pengetesan, termasuk PCR test, dan karantina.
Kedua, menjaga
perkembangan peniadaan mudik terkait pelaksanaan kebijakan peniadaan mudik, khusus
penyekatan untuk pengetatan mobilitas yang dilakukan oleh Kepolisian di 381 lokasi, ditambah pengetatan wilayah oleh beberapa provinsi untuk mobilitas antar kabupaten/kota, terpantau efektif menekan jumlah masyarakat yang akan mudik.
Data hasil penyekatan dan pengetatan, hasil operasi kendaraan atau Operasi Ketupat, jumlah yang diperiksa kendaraannya adalah 113.694, yang diputarbalikkan 41.097 kendaraan dan pelanggaran travel gelap adalah 346 kendaraan.
Ketiga, terkait operasional obyek wisata, bahwa sesuai dengan aturan PPKM Mikro, tempat-tempat wisata di daerah Zona Merah dan Oranye dilarang untuk beroperasi, sementara untuk zona lainnya diizinkan dengan pembatasan kapasitas dan penerapan Prokes yang ketat.
Mengingat ancaman Covid-19 masih di depan mata, maka data detail berbasis Covid-19 dan mudik selama masa libur panjang dari kampung sangat perlu diperkuat lagi, sehingga dapat menjadi acuan menganalisa secara menyeluruh.
Minimal mendata kasus mudik dan perkembangan kasus positif terinfeksi Covid-19. Juga perkembangan pembebasan pemulihan ekonomi dari mikro sampai menengah, bahkan kelas tertinggi.
Mengapa? Vaksinasi Covid-19 baru sebagian kecil dari warga negera menerima ikhtiar menjaga dan meningkatkan imun. Sementara varian baru Covid-19 dan mobilisasi massa masih belum terkendali secara rapi. Dan inilah potensi ancaman yang membutuhkan kesadaraan semua pihak.
Inilah kenyataan ancaman virus Corona masih menghadapi berbagai tantangan. Bahkan sangat membutuhkan strategi baru untuk mengerem dan mengendalian perkembangann Covid-19, secara bersama-sama dengan tingkat kesadaran melawan tingkat tinggi.