Tajuk  

Sebuah Renungan: Duka Mendalam Prajurit Gugur dan Larangan Mudik

Oleh : Djoko Tetuko, Pemimpin Redaksi Wartatransparansi

Sebuah Renungan: Duka Mendalam Prajurit Gugur dan Larangan Mudik

Bahkan, Presiden RI Joko Widodo, mengatakan, narasi mudik hendaknya mengikuti kebijakan pemerintah pusat, dan ini belum ada perubahan. Artinya tetap dilarang sesuai ikhtiar selama ini, untuk memutus mata rantai Covid-19.

Oleh karena itu,
menghimbau kepada semua pihak untuk bisa menahan diri tidak mudik. Juga mengajak semua untuk bisa bersabar. Karena semua itu sebagai usaha untuk kepentingan bersama. Menyelamatkan diri, menyelamatkan keluarga, dan menyelamatkan bangsa.

Bahkan, larangan mudik dipertegas dengan peniadaan libur panjang. Mengingat sudah pengalaman 4-5 kali libur penjang, secara signifikan kasus posotif terinfeksi Covid-19 naik secara drastis. Juga kasus pasien meninggal dunia sebagai penyertaan dari kenaikan kasus posotif terutama untuk para lansia.

Pengalaman membuktikan, setiap libur panjang akan diakhiri dengan peningkatan kasus. Akan diikuti dengan jumlah pasien di rumah sakit yang meningkat, dan juga akan diikuti dengan angka kematian yang tinggi, termasuk dengan gugurnya para dokter dan nakes.

Duka mendalam atas wafatnya para prajurit terbaik, di lautan dan di Papua, sebuah pengorbanan lebih besar daripada sekedar larangan mudik dan meniadakan libur panjang.

Oleh karena itu, mari dengan kesadaran tinggi mendukung larangan mudik dan meniadakan libur panjang, seraya mendoakan para syuhada dan keluarganya. InsyaAllah lebih bermanfaat dan bermartabat. (*)