Atlet kelahiran Tahuna, Sulawesi Utara, 27 April 1992, menceritakan kesulitannya ketika harus berpenampilan feminim. Aprilia diwajibkan berdandan untuk mengikuti sebuah acara resmi Korps Wanita Angkatan Darat.
Aprilia mengaku canggung ketika harus berdandan untuk acara tersebut. Pemain yang berposisi sebagai spiker itu mengatakan bahwa sudah lama tidak melakukannya. “Pas di foto itu saya kelihatan kaku banget. Kalau anggota Kowad yang cewek kan memang wajib pakai make-up saat acara resmi,” kata Aprilia.
Aprilia Manganang juga mengaku bahwa dia tidak pernah memakai rok setelah lulus dari SMA. Aprilia menganggap rok sebagai benda keramat. Dia saat itu mengaku berniat hanya akan menggunakan rok ketika menikah.
Pemain yang pernah menyabet gelar juara Proliga sebanyak empat kali tersebut kini bisa bernapas lega karena jati dirinya akhirnya bisa dipastikan. Aprilia bakal mengalami salah satu momen yang sudah dinantikannya sejak lama.
Aprilia akan naik ke meja operasi untuk kedua kali sebagai proses terakhir dalam penyembuhan kelainan medisnya. Aprilia tampak sehat dan sesekali tersenyum ketika berbicara dalam konferensi pers secara virtual. “Ini momen yang sangat saya tunggu. Saya sangat bahagia. Saya berterima kasih kepada semua dokter yang sudah membantu saya,” kata Aprilia.
“Selama 28 tahun, saya sudah menunggu hal ini. Saya bersyukur karena tahun ini bisa tercapai,” tambahnya.
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa menyiapkan dua opsi penempatan tugas baru bagi salah satu prajuritnya tersebut. “Kemungkinan besar kita akan tempatkan pilihannya di perbekalan dan angkutan, atau bahkan di kesehatan. Tergantung passion-nya Manganang ini lebih besar di mana,” ujar KSAD dalam konferensi pers di Jakarta. (sr)