Sementara itu, Eri Cahyadi mengaku kedatangannya ke rumah Bambang DH untuk menimba ilmu. Sebab Bambang DH selain pernah menjabat wali kota Surabaya, adalah sosok politisi senior yang kenyang pengalaman.
“Saya kesini ngangsu kaweruh. Beliau banyak pengalaman. Beliau sukses membawa Surabaya menjadi hebat. Sehingga apa yang telah beliau kerjakan akan saya teruskan. Bagi saya, kesempurnaan adalah ketika kita bisa melanjutkan kebaikan-kebaikan yang pernah dilakukan pemimpin sebelumnya,” ujar Eri.
Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini mengatakan, dalam pertemuan dengan Bambang DH banyak sekali yang dibahas. Seperti menyelesaikan masalah aset, menyelesaikan banjir dan program-program harus pro wong cilik.
“Menjalankan program-program itu memang tidak bisa dibatasi waktu, apalagi sekarang masa pandemi Covid-19. Pasti akan banyak mengoper kegiatan dan anggaran. Namun yang pasti, semua itu demi wong cilik. Itu yang akan saya pegang nanti sampai akhri masa jabatan,” tegasnya.
Sedangkan Adi Sutarwijo mengaku sangat senang dan gembira dengan adanya pertemuan dua wali kota Surabaya tersebut. Menurutnya, pertemuan ini adalah pertemuan yang lama dinanti-nanti, karena kesibukan keduanya baru sekarang terlaksana.
“Kami banyak membicarakan tentang kerakyatan, persoalan Surabaya seperti banjir, taman, pembenahan kampung. Utamanya Pak Bambang DH tadi menekankan soal keperpihakan pemerintah kepada wong cilik,” katanya.
Menurutnya, keperpihakan kepada wong cilik ini harus diwujudkan dalam kebijakan-kebijakan yang konkrit, yang bisa dirasakan oleh warga Surabaya. “Mas Eri punya respon yang sangat cepat soal itu,” imbuhnya. (wt)