Walaupun tidak pernah menjadi wartawan olahraga, tetapi sejak Undang Undang Sistem Keolahragaan Nasional, melarang pejabat publik merangkap jabatan menjadi pengurus KONI, almarhum ABY mendapat kepercayaan menjadi tim Humas KONI Jatim.
Almarhum sejak mengakhiri karir di HP Mamorandum 2009, kemudian mendirikan majalah bulanan Pro-M, dengan gaya penulisan khas tentang kisah sukses, profil, features, dan karya jurnalistik senafas.
Selama di HP Memorandum almarhum lebih banyak menulis politik di DPRD Jatim, dan Hankam (zaman itu) di Kodam V Brawijaya dan Pangarmatim, di Polda Jatim, juga wartawan Pokja Pemprov Jatim, zaman Gubernur H Imam Utomo.
Almarhum ABY merupakan pribadi yang mudah bergaul, dan mempunyai banyak perkumpulan sesama wartawan maupun di luar wartawan, di PWI Jatim beberapa kali sebagai pengurus harian.
Pribadi almarhum ABY tetap saja bersahaja dan selalu menyapa teman, sehingga walaupun pria kelahiran Gorontalo 12 Oktober 1962, tetapi selama berkarier di Surabaya, termasuk di antara wartawan yang sukses.
Almarhum ABY memang tidak tercatat sebagai atlet PON Jatim, tetapi menjadi bagian dari persiapan Kontingen PON Jatim. Apalagi menjelang akhir hayat hingga wafat menyelesaikan tugas sebagai delegasi KONI Jatim untuk persiapan PON XX Papua 2021, dan dinyatakan positit hingga wafat juga karena baru saja bertugas untuk KONI. Oleh karena itu, disamping wafat karena wabah syahid, bahkan tidak berlebihan jika almarhum mendapat kehormatan sebagai pejuang KONI Jatim untuk kejayaan dan prestasi Jawa Timur di event bergengsi itu. (*)